Peneliti: Kebohongan Ratna Bisa Turunkan Elektabilitas Prabowo

Heboh berita bohong aktivis perempuan Ratna Sarumpaet sedikit banyaknya akan bisa menurunkan popularitas Capres-Cawapres yang didukungnya.

Peneliti: Kebohongan Ratna Bisa Turunkan Elektabilitas Prabowo
Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar/istimewa

MONITORDAY.COM - Heboh berita bohong aktivis perempuan Ratna Sarumpaet sedikit banyaknya akan bisa menurunkan popularitas Capres-Cawapres yang didukungnya. Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar, menilai hal tersebut mungkin saja terjadi karena penyebaran berita bohong pasti akan ada konsekuensinya di mata publik.

"Hoaks adalah kesalahan fatal, pasti akan ada hukuman publik terhadap itu," ujar Rully di kantor LSI Denny JA, Jakarta, Kamis (4/10).

Rully menilai, konsekuensi itu tidak lain karena aktivis perempuan yang juga ibu kandung dari aktris Atiqah Hasiholan itu bagian dari Badan Pemenangan Nasional koalisi Indonesia Adil dan Makmur.

Meski begitu, menurut Rully, penurunan yang mungkin terjadi tidak akan terjadi secara serta merta. Ia berpendapat bahwa saat ini pendukung kedua pasangan Capres-cawapres sangatlah militan dan loyal, jadi penurunan secara drastis hampir sulit terjadi.

"Kalau konteksnya sekarang masih sedikit. Konteksnya pemilih Prabowo-Sandi dan pemilih Jokowi ini adalah pemilih yang loyal, militan," ujarnya.

"Tingkat perpindahan antara satu calon dengan calon lainnya tidak sangat kuat, karena sudah punya basis masing-masing," imbuh Rully.

Bahkan menurutnya, Prabowo kemungkinan bisa membalikkan keadaan akan menaikan elektabilitasnya, jika saja membuat hal-hal yang bisa menarik simpati masyarakat. "Kalau ada hal-hal yang dilakukan Prabowo-Sandi dan bisa mengembalikan kepercayaan terhadap mereka ya bisa jadi berbalik," pungkasnya.