Menkop UKM Harap Pengelola Hutan Sosial Berkoperasi
Akses masyarakat kepada lahan akan memunculkan kekuatan-kekuatan ekonomi di masyarakat. Akan muncul koperasi-koperasi petani, perkebunan, nelayan, dan sebagainya, sebagai pusat ekonomi baru di masyarakat.

MONITORDAY.COM - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berharap kelompok masyarakat pengelola hutan sosial di Indonesia agar berkoperasi. Ia menilai, hal ini dilakukan agar pengelola hutan sosial memiliki daya saing untuk masuk ke global value chain.
"Terlebih lagi, salah satu proyek besar pemerintah untuk transformasi ekonomi adalah kehutanan sosial. Program tersebut masih perlu percepatan", ucap Teten seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis (28/11).
Teten mengatakan hal tersebut pada acara Festival Perhutanan Sosial Nasional (Pesona) dan Awarding Tokoh Hutan Nasional 2019 di Jakarta, Kamis (28/11). Menurut dia, akses masyarakat kepada lahan akan memunculkan kekuatan-kekuatan ekonomi di masyarakat. "Akan muncul koperasi-koperasi petani, perkebunan, nelayan, dan sebagainya, sebagai pusat ekonomi baru di masyarakat," tuturnya.
Teten mengakui, saat ini struktur ekonomi bangsa ini kurang berkeadilan. Oleh karena itu, harus ada transformasi ekonomi. "Akses kepada lahan itu untuk memperbaiki struktur ekonomi yang berkeadilan. Kita mencoba membangun keadilan di Indonesia. Untuk itu, kami ditugaskan Presiden RI agar bekerja lintas sektoral, tidak lagi sendiri-sendiri", tegas Teten lagi.
Kemenkop dan UKM, lanjut Teten, masuk ke semua sektor, yaitu pertanian, industri, kelautan dan perikanan, hingga kehutanan dan lingkungan hidup. Karena Kemenkop dan UKM yang memiliki tupoksi pembinaan pelaku usaha di semua sektor tersebut. "Kerjasama antar kementerian dan lembaga akan melahirkan ekonomi masyarakat yang tumbuh dan berkembang", ucap Teten.
Bagi Teten, harus ada percepatan pembangunan ekonomi rakyat di sektor kehutanan. "Konsep atau model bisnisnya sedang disiapkan. Salah satunya, bisa kemitraan dengan usaha besar. Pasalnya, kita harus sudah masuk ke komoditi-komoditi yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Dan sektor kehutanan banyak terkandung sumber kekayaan hayati yang punya nilai ekonomi tinggi," ujarnya.
Teten akan mendorong model bisnis tersebut bisa masuk ke global value chain dan terintegrasi ke sistem supply chain. "Dari proses bahan baku hingga masuk ke pasar," ucapnya.
Dengan berkoperasi dan masuk ke global value chain, Teten berharap sektor hutan sosial dapat menghasilkan devisa. "Kita harus tingkatkan ekspor kita, karena saat ini impor kita masih lebih tinggi ketimbang ekspor", ungkapnya.
Selain itu, lanjut Teten, pengembangan hutan sosial akan memiliki impact yang tinggi terhadap masyarakat terpencil, petani, hingga lingkungan yang terjaga. "Kita perlu kerjasama semua pihak, termasuk perbankan. Dan pembiayaan-pembiayaan sektor hutan sosial, akan melalui BLU-BLU agar dikonsolidasikan," tandasnya.