Menguatkan Toleransi dalam Dunia Pendidikan

Menguatkan Toleransi dalam Dunia Pendidikan
Sumber gambar: detik.com

MONITORDAY.COM - Peristiwa viral pemaksaan siswi non muslim untuk berhijab di Sumatera Barat mengungkap tabir intoleransi dalam dunia pendidikan. Sebelumnya pernah terjadi juga pelarangan penggunaan hijab di sekolah di daerah minoritas Muslim. Baik pemaksaan maupun pelarangan hijab dua-duanya sama-sama perbuatan intoleran yang seharusnya dihilangkan dalam dunia pendidikan. 

SMKN 2 Padang beralasan bahwa hal tersebut merupakan aturan yang telah ditetapkan selama 15 tahun. Namun jika kita lihat aturan tersebut, maka kewajiban tersebut hanya bagi siswi yang muslimah saja. Adapun non muslim tidak diwajibkan. Kepala Sekolah beralasan bahwa pihak sekolah tidak memaksa, hanya mengimbau saja. Jika hanya mengimbau, kenapa Jeni Cahyani Hia siswa non muslim dipanggil sampai tiga kali oleh BK karena tidak mau berhijab? 

Kepala sekolah pada akhirnya meminta maaf atas kejadian yang viral tersebut. Dinas Pendidikan Sumatera Barat mengeluarkan tim khusus untuk turun melakukan investigasi ke lapangan. Muncul fakta baru bahwa ada 46 siswi non muslim lain yang dipaksa berhijab. Mereka tidak protes. Hanya satu yang protes yang membuatnya viral. Ini artinya penyimpangan yang dilakukan cukup masif dan sistemik, serta sudah terjadi sejak lama. 

Berbagai pihak memberikan respon atas kejadian ini. Legislator PDIP Andreas Hugo Pareira meminta ada teguran dan sanksi bagi SMKN 2 Padang. Dirjen Dikti Kemdikbud Wikan Sakarinto menyesalkan kejadian itu dan menyebutnya melanggar aturan Kemdikbud. Legislator PPP Illiza Sa'dudin mengatakan tak boleh ada diskriminasi di sekolah. Wakil Ketua MUI Anwar Abbas mengatakan bahwa hijab bisa diwajibkan bagi muslimah, namun bagi non muslim tidak boleh. 

Tidak ada satupun alasan yang membenarkan pemaksaan hijab bagi siswi non muslim. Bahkan jika kita merujuk kepada Perda yang dibuat oleh Fauzi Bahar pada tahun 2005. Karena dalam Perda tersebut kewajiban jilbab hanya bagi muslimah. Peristiwa ini hendaknya dijadikan momentum untuk memperbaiki iklim toleransi di dunia pendidikan kita. Kebetulan saja yang mencuat kasusnya pemaksaan hijab. Kalau yang mencuat kasus pelarangan hijab, sikap kita pun akan sama.