Mengenal Telemedicine (Bagian 1)

MONITORDAY.COM - Jarak dan waktu seringkali menjadi kendala dalam penanganan medis. Apalagi dalam situasi lonjakan kasus penyakit menular yang mengakibatkan keterbatasan fasilitas kesehatan. IGD dan ruang rawat penuh. Pasien bisa saja mengalami kejadian fatal di tengah jalan kala mencari bantuan dokter.
Salah satu alternatif pemecahan masalahnya adalah Telemedicine. Setidaknya hal ini menjadi jalan bagi ikhtiar menekan risiko. Tetap dengan bantuan tenaga medis kompeten walau pasien tidak bertemu langsung dengan dokter.
Telemedicine, juga disebut sebagai telehealth atau e-medicine, adalah pengiriman layanan kesehatan jarak jauh, termasuk ujian dan konsultasi, melalui infrastruktur telekomunikasi. Meski ada yang membedakan telehealth lebih bersifat informasi kesehatan masyarakat yang lebih umum, misalkan panduan 5M dalam upaya menekan penularan pandemi.
Telemedicine memungkinkan penyedia layanan kesehatan untuk mengevaluasi, mendiagnosis, dan merawat pasien tanpa perlu kunjungan langsung. Pasien dapat berkomunikasi dengan dokter dari rumah mereka dengan menggunakan teknologi pribadi mereka sendiri atau dengan mengunjungi kios telehealth khusus.
Untuk pasien di rumah, pemeriksaan telemedicine biasanya melibatkan pengunduhan aplikasi atau layanan callcenter, yang umumnya disediakan oleh fasilitas kesehatan dan perawatan primer atau perusahaan tempat kerja pasien sebagai bagian dari tunjangan kesehatan.
Setelah berbagi informasi tentang riwayat dan gejala medis, pasien jarak jauh akan terhubung ke dokter. Berdasarkan evaluasi dokter, konsultasi akan dengan instruksi kepada pasien -- seperti minum obat bebas, mengisi resep, pergi ke rumah sakit atau menjadwalkan janji temu lanjutan.
Telemedicine dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama:
Pertama, telemedicine/telehealth interaktif - memungkinkan dokter dan pasien untuk berkomunikasi secara real time. Sesi tersebut dapat dilakukan di rumah pasien atau di kios medis yang ditunjuk. Interaksi termasuk percakapan telepon atau penggunaan perangkat lunak konferensi video yang sesuai dengan peraturan.
Kedua, pemantauan pasien jarak jauh - juga dikenal sebagai telemonitoring, memungkinkan pasien untuk dipantau di rumah mereka menggunakan perangkat seluler yang mengumpulkan data tentang suhu, kadar gula darah, tekanan darah, atau tanda vital lainnya.
Ketiga, Store-and-forward - juga dikenal sebagai telemedicine asinkron, memungkinkan satu penyedia layanan kesehatan berbagi informasi pasien, seperti hasil lab, dengan penyedia layanan kesehatan lain.
Karena berbagai pihak mencari cara yang lebih efisien untuk memberikan perawatan dengan biaya lebih murah kepada pasien, peran telemedicine telah berkembang. Sering kali merupakan cara yang menghemat waktu bagi konsumen untuk menemui dan berbicara dengan dokter untuk kebutuhan medis ringan dan tidak mendesak daripada pergi ke poliklinik perawatan primer atau unit gawat darurat.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara bagian telah mengesahkan undang-undang yang membuat telemedicine lebih mudah untuk dipraktekkan, dan regulator kesehatan federal juga mencari cara untuk lebih memberikan penggantian Medicare untuk layanan telemedicine.
Smartphone adalah salah satu cara bagi pasien untuk menggunakan telemedicine.