Mengembangkan Energi Masa Depan
Minyak bumi dan batu bara masih merupakan sumber utama dari energi yang ada di dunia.

MONDAYREVIEW.COM – Minyak bumi dan batu bara masih merupakan sumber utama dari energi yang ada di dunia. Sumber energi yang berasal dari fosil hewan dan tumbuhan berusia jutaan tahun ini masih menjadi plihan utama karena masih sangat ekonomis dibanding dengan energi yang lain. Walaupun begitu, dua jenis sumber energi ini merupakan sumber daya alam yang tidak terbarukan. Sehingga cepat atau lambat persediaannya akan habis di perut bumi. Selain itu minyak bumi dan batu bara juga mempunyai efek negative terhadap lingkungan.
Minyak bumi menjadi sumber utama tenaga alat-alat transportasi seperti sepeda motor, mobil, dan kereta api. Sementara itu batu bata menjadi sumber energi utama bagi pembangkit listrik tenaga uap. Listrik adalah sesuatu yang vital bagi aktifitas masyarakat saat ini. Dalam film documenter berjudul Sexy Killer, Dhandy Dwi Laksono seorang aktifis sekaligus jurnalis mengkritik keberadaan tambang batu bara di Kalimantan. Hal ini disebabkan lubang-lubang bekas tambang menyebabkan lingkungan yang rusak dan kecelakaan yang merenggut korban jiwa. Sayangnya sampai hari ini, belum ada alternative energi yang bisa menggantikan batu bara dan minyak bumi secara menyeluruh.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyadari perlu ada upaya khusus dalam pemanfaatan energi baru terbarukan demi mencapai target bauran 23% di 2025 mendatang. Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM Hariyanto menuturkan, jika tetap mengacu dengan strategi saat ini maka target bauran 23% akan sulit tercapai. Target bauran merupakan jumlah persentase energi baru dan terbarukan yang digunakan dalam penyediaan energi bersama-sama dengan energi fosil. Target bauran 23% artinya 23% dari keseluruhan sumber energi dihasilkan dari energi baru dan terbarukan.
Ia mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah merampungkan Peraturan Presiden terkait EBT yang mengatur sejumlah hal antara lain, percepatan penerapan EBT, mengatur harga EBT yang diklaim memberikan keuntungan bagi semua stakeholder dan harga pembelian tenaga listrik yang ditargetkan dapat memberikan nilai keekonomian yang wajar. Strategi akselerasi pencapaian target EBT yakni pengembangan PLTS dan biomassa secara masif, sinergi dengan rencana pembangunan ekoturisme misalnya Flores Geothermall Island.
Langkah akselerasi lain yang akan dilakukan yakni lewat pengembangan model resource based renewable energi development. Sebagai contoh, melalui pemanfaatan PLTA skala besar yang bisa menyalurkan listrik ke industri smelter. Kemudian, pengembangan biofuel dan greenfuel serta pengembangan dan modernisasi sistem jaringan infrastruktur listrik nasional. Di sisi lain, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Harris Yahya mengungkapkan pandemi covid-19 juga memberi peluang untuk pengembangan EBT terlebih terjadi fluktuasi harga energi fosil.
Harris melanjutkan, sejumlah upaya akselerasi akan dilakukan terkhusus oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). PLN targetkan akselerasi EBT lewat green booster dan power plant skala besar juga dengan PLTS atap. Kalau bisa konsisten maka target bauran 23% bisa tercapai.