Manufaktur dan Konsumsi Rumah Tangga Menjadi Leading Sector Pertumbuhan Ekonomi

MONITORDAY.COM - Meski pada kuartal III 2021 Indonesia menghadapi tantangan berat namun pertumbuhan ekonomi 7% pada kuartal II tahun ini cukup memberikan harapan. Di tengah gempuran varian Delta yang mengharuskan Pemerintah menerapkan PPKM masih ada beberapa sektor yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi.
Ekonom senior Chatib Basri mengungkapkan bahwa ekspor dan impor masing-masing tumbuh 31,78% yoy dan 31,22% yoy. Menurutnya peningkatan ekspor tersokong kinerja sektor manufaktur yang tumbuh di atas 6% yoy. Hal ini penting karena sektor manufaktur mempunya multiplier effect yang banyak.
Chatib menyebut, kinerja ekspor manufaktur tersebut ditopang geliat industri besi, baja, dan kenaikan harga-harga komoditas sumber daya alam (SDA) terutama batubara.
Realisasi impor di kuartal II-2021, Chatib menganggapnya merupakan hal positif. Geliat impor untuk mendorong produksi dalam negeri yang bertujuan mengakselerasi perekonomian.Kenaikan Impor tak perlu dicemaskan karena 90% dari impor berupa bahan baku dan barang modal. Kenaikan impor menjadi indikator bahwa investasi berjalan dan bertumbuh.
Kebijakan Pemerintah jelas memberikan dampak yang signifikan. Industri otomotif salah satunya. Perbaikan indikator ekonomi dan laju PMI yang melonjak telah mengkonfirmasi adanya pemulihan ekonomi di kuartal II-2021. Ia menyoroti peningkatan penjualan mobil melonjak di periode April-Juni 2021, sehingga berdampak ganda bagi perekonomian.
Diskon pajak bukan hal yang mudah bagi Pemerintah. Diskon tersebut berarti berkurangnya potensi penerimaan negara. Namun tanpa diskon, penerimaan pajak juga sangat mungkin jeblok. Dorongan pemerintah yang memberikan diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil yang terbukti mendongkrak konsumsi otomotif.
Menurut Chatib pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 sangat terakselerasi karena kinerja konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,93% yoy. Menurutnya, konsumsi rumah tangga merupakan motor penggerak ekonomi Indonesia.
Pencapaian konsumsi rumah tanggal pada kuartal II-2021 telah berkontribusi lebih dari 50% dari total realisasi pertumbuhan ekonomi.
“Konsumsi meningkat karena mobilitas yang kembali bergerak terlihat dari berbagai leading indicator seperti growseri, transportasi dan membuat permintaan naik akibat mobilitas yang kembali,” ungkapnya.
Peningkatan permintaan dari masyarkaat berdampak pada kenaikan produksi. Dus, investasi yakni Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal II-2021 tumbuh 7,54% yoy.