Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Jasmani

MONITORDAY.COM - Tatkala tiba bulan Ramadhan, Rasululloh bersabda: “Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah…” Begitulah Imam Ahmad, Nasa’i dan Baehaqi meriwayatkan dari Abi Hurairah. Apa saja yang menjadi indikator keberkahan tersebut?
“Pada bulan Ramadhan, kalian diwajibkan berpuasa selama sebulan penuh, didalam bulan ramadhan dibuka pintu-pintu surga, di tutup pintu-pintu neraka jahim, dibelenggu syaitan-syaitan, serta didalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang mengharamkan kebaikan malam itu dari dirinya, sama sekali dia tidak akan mendapatkannya”…” Demikian Nabi Muhammad Saw melanjutkan penjelasannya.
Berdasarkan hadist tersebut, terdapat lima keberkahan yang akan diperoleh bagi orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan. Pertama, dari puasa itu sendiri. Kedua, dibukanya pintu-pintu surga. Ketiga, ditutupnya pintu-pintu neraka. Keempat, dibelenggunya syaitan-syaitan. Kelima, adanya satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.
Apa sebenarnya berkah dari puasa secara jasmaniah terkait dengan aktivitas menahan diri dari makan dan minum sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan?.
Puasa (shiam) merupakan aktivitas yang dilakukan untuk menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari sejak terbit fajar sampai dengan tenggelam matahari yang dilaksanakan selama sebulan penuh (QS.Al-Baqarah [2]:187). Apa yang terjadi dalam tubuh orang berpuasa, selama ia menjalaninya sesuai dengan sunah Nabi Saw ?
Menurut para saintis khususnya bidang fisiologi dan kedokteran, di dalam tubuh manusia terdapat triliunan sel yang menyusun tubuh manusia. Seiring waktu, molekul-molekul sisa yang terbentuk dari metabolisme sel dapat menumpuk di dalam sel dan menyebabkan kerusakan. Sel yang sudah rusak tidak lagi dibutuhkan dan perlu dibuang.
Yoshinori Ohsami seorang saintis Jepang dalam bidang fisiologi dan kedokteran Jepang yang mendapatkan hadiah Nobel dari hasil penelitiannya terkait dengan kondisi tubuh orang berpuasa. Dia mengungkapkan bahwa ketika tubuh seseorang lapar, maka sel-sel tubuhnya pun ikut lapar. Sel-sel yang lapar ini akan memakan sel-sel dirinya yang sudah tidak beguna lagi atau sel-sel yang telah rusak atau sel-sel yang mati, agar tidak menjadi sampah dalam tubuh. Proses ini dinamakan Autophogi.
Autophogi merupakan cara tubuh untuk membersihkan diri dari sel-sel yang sudah tua dan rusak dan mati sehingga dapat membentuk sel-sel baru yang lebih sehat. Autophogi adalah mekanisme pembersihan diri yang terjadi ketika tubuh dilatih untuk puasa selama kurun waktu tertentu. Dan, proses ini merupakan bentuk alamiah yang berfungsi meremajakan tubuh yang terjadi pada orang yang berpuasa.
Alat pencernaan manusia ketika tidak berpuasa tidak bisa beristirahat dengan baik. Kemampuan alat pencernaan untuk memproses makanan sejak masuk alat pencernaan kemudian diproses melalui bantuan enzim sehingga terjadi metabolisme yang menghasilkan energi untuk bergerak, tumbuh, dan berkembang memerlukan waktu antara 3 sampai dengan 8 jam. Sementara orang yang tidak berpuasa melakukan sarapan pagi rata-rata pukul 7, makam siang pukul 13 dan makan malam pukul 20. Hal ini menunjukan bahwa pada orang yang tidak berpuasa alat pencernaan tidak dapat beristirahat dengan sempurna,
Bagi orang yang berpuasa, sahur dilakukan pukul 4 pagi, sementara berbuka sekitar pukul 18, dengan demikian alat pencernaan sejak pukul 12 sampai dengan pukul 18 dapat beristirahat dengan baik. Menurut para fisiolog dan para dokter pada saat beristirah itu, tubuh akan mengalami proses Autolisis yaitu pembuangan sel-sel yang rusak atau mati dalam tubuh yang berlangsung secara otomatis.
Ada ilmuwan Barat yang melakukan penelitian terhadap orang berpuasa selama sebulan penuh dengan pembanding orang yang tidak berpuasa. Keduanya diteliti selama sebulan, dengan cara bertahap. Tahap pertama penelitian dilakukan untuk periode 10 hari pertama. Tahap kedua untuk periode sepuluh hari berikutnya, dan tahap tiga untuk periode 10 hari terakhir.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada orang yang berpuasa selama sebulan penuh, maka pada periode sepuluh hari pertama terjadi pembuangan racun dari sel-sel tubuh proses ini dinamakan detocxification (detoksifikasi). Pada perode sepuluh hari kedua terjadi pemuliahan sel-sel tubuh yang sudah tertimbun racun proses ini dinamakan rejuvinating, dan pada periode sepuluh hari terakhir terjadi pertumbuhan sel-sel baru proses ini dinamakan revitalization (revitalisasi). Dengan berlangsungnya proses-proses ini, setelah selesai menjalani puasa, tubuh orang yang berpuasa menjadi lebih sehat.
Proses Autophogi, Autolisis, dan Detoksifikasi merupakan cara Alloh Swt sebagai Rabb (Pemelihara makhluk-Nya) mengatur sistem kerja tubuh melalui kewajiban menjalankan puasa bagi mereka yang beriman.
Proses Autophogi, Autolisis, dan Detoksifikasi Proses Autophogi, Autolisis, dan Detoksifikasi ini akan berlangsung secara sempurna apabila puasa dilakukan secara benar sesuai dengan yang di contohkan oleh Rasululloh Saw. Bukankah Rasulullah Saw pernah bersabda:”Berpuasalah, pasti Kamu akan sehat”. Wallohu’alam bi showab