Senjata Dakwah adalah Akhlak

Senjata Dakwah adalah Akhlak
Sumber foto: hidayatullah.com

MONITORDAY.COM - Dalam Surah Ali Imran ayat 104 dijelaskan bahwa dakwah adalah mengajak manusia kepada yang ma’ruf dan mencegah manusia dari kemungkaran. Dakwah berperan penting dalam kelangsungan hidup agama islam. Tanpa dakwah, islam tidak bisa sebesar sekarang.

Allah berfirman: “Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat yang mengajak kepada kebaikan dan menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran. Dan mereka itu adalah orang-orang yang beruntung.”

Surah Ali Imran ayat 104 juga menerangkan hukum dakwah. Kalimat min di dalam ayat menunjukkan dua makna, min kulliyah bermakna seluruh dan min ba’dhiyah bermakna sebagian. Dalam konteks ini, dakwah dihukumi dua wajib atau dua fardh; Fardhu ‘Ain dan Fardhu Kifayah. Maksudnya, dakwah bisa menjadi wajib bagi setiap muslim (fardhu ‘ain), juga bisa menjadi wajib bagi sebagian muslim saja (fardhu kifayah).

Muslim sebagai satu-satunya pemegang tongkat estafeta perjuangan dakwah islam adalah garda terdepan dakwah islam. Layaknya perang, dakwah memerlukan pasukan, strategi dan senjata. Apa yang diperangi oleh dakwah? Sebagaimana yang dijelaskan Ali Imran 104, dakwah memerangi kemungkaran dan kejahilan manusia. Untuk memenangkan perang tersebut, muslim harus rela berbaris menjadi pasukan.

Adapun strategi perangnya telah dirumuskan di dalam Al-Quran surah An-Nahl ayat 125,

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan mau’idzoh hasanah (pengajaran yang baik) dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”

Ada tiga strategi dakwah yang kita temukan dalam ayat di atas; dakwah dengan hikmah, pengajaran yang baik dan dakwah dengan berdebat. Dalam tulisan ini, penulis hanya akan membahas strategi pertama, dakwah dengan hikmah. Bagi penulis, strategi hikmah ini merupakan andalan dakwah, sebab senjatanya hanya akhlak.

Hikmah bermakna multitafsir. Dalam kamus Mu’jam Tajul ‘Arus, hikmah adalah mengetahui hakikat segala sesuatu apa adanya dan mengamalkan apa yang terkandung didalamnya.  Sedangkan dalam Mu’jam Al-Wasith, hikmah berasal dari kata hakama yang berarti melarang atau menghalangi. Hukum bisa dikatakan tegak jika berhasil menghalangi seseorang untuk berbuat zalim.

Adapun menurut Dr. Shaleh bin Abdullah dalam Mafhum Al-Hikmah fid Da’wah, kata himah berasal dari al-hakamah, yaitu tali kekang hewan yang biasa dipakai orang untuk mengendalikan hewan sesuai keinginannya. Diharapkan dengan hikmah, seseorang bisa terkendali dari akhlak yang buruk.

Setelah menyimak beberapa definisi hikmah di atas, penulis berpendapat bahwa hikmah dalam konteks dakwah berarti mencontohkan seseorang untuk menghindari kemungkaran. Dalam hal ini, Rasulullah SAW menjadi tokoh utama. Diantara tujuan Allah mengutus beliau adalah untuk menyempurnakan akhlak. Dan dakwah nabi adalah akhlak.

Akhlak adalah senjata dakwah tertajam sepanjang masa. Karena inti dari dakwah, tujuan dari dakwah adalah terbangunnya peradaban yang berakhlak. Begitu yang Rasulullah SAW contohkan kepada kita.

Suatu hari, pemimpin Bani Hanifah yang bernama Tsumamah bin Atsal datang ke Madinah dengan membawa misi ingin membunuh Rasulullah SAW. Misi tersebut seketika terhenti saat para sahabat mengetahuinya. Akhirnya Tsumamah ditawan.

Apa yang akan kita lakukan jika tahu ada orang yang ingin membunuh kita? Tentu kita akan marah, bukan? Berbeda dengan Rasulullah, saat Rasulullah mengetahui Tsumamah ditawan, beliau menyuruh para sahabat untuk memberi makan Tsumamah berkali-kali. Bahkan tidak hanya itu, Tsumamah dimaafkan oleh Rasulullah kemudian dilepaskan dari tawanan.

Akibat perlakuan istimewa tersebut, Tsumamah menyatakan diri untuk masuk islam. Niat jahat Tsumamah diperangi Rasulullah menggunakan strategi hikmah dengan bersenjatakan akhlak. Sungguh mulianya akhlak Rasulullah SAW.

Senjata dakwah yang sesungguhnya adalah akhlak. Akhlak memproyeksikan ajaran islam itu sendiri. Tiap langkah kehidupan manusia tak lepas dari akhlak. Dan islam mengatur setiap detik kehidupan manusia, mulai dari bangun sampai tidur lagi ada adab di dalamnya. Maka, tak heran bila banyak orang yang berbondong-bondong masuk islam karena ajaran akhlak Rasulullah SAW.

Jika kita tidak memiliki ilmu untuk berdakwah. Maka, berdakwahlah dengan akhlak, berbuat baik dan menghindari perbuatan buruk.

Ciputat, 4 Oktober 2021