Islam Mendorong Perkembangan IPTEK

MONITORDAY.COM - Islam merupakan agama yang tak hanya mengatur urusan akhirat semata. Islam juga berisi prinsip-prinsip bagaimana hidup dengan baik di dunia. Satu hal yang bisa memudahkan hidup manusia adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan IPTEK membuat peradaban manusia semakin berkembang.
Pada mulanya manusia harus memindahkan barangnya secara manual dengan diangkat tubuhnya. Lalu ditemukanlah roda yang membuat pemindahan barang menjadi ringan. Tenaga manusia bisa dihemat untuk melakukan hal lain. Saat manusia belum mengenal api, manusia memakan daging dari hewan buruan mentah-mentah. Setelah kenal api, manusia memasak daging buruannya sebelum dimakan. Manusia juga bisa menghangatkan diri jika cuaca sangat dingin.
Sebelum mengenal perkakas, manusia melakukan sesuatu dengan kedua tangannya sendiri. Kemudian dibuatlah beragam peralatan berupa perkakas sederhana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perkakas ini terus berkembang fungsinya. Bisa digunakan untuk bertani seperti cangkul, dan berperang seperti pedang dan panah. Manusia terus menerus memaksimalkan nalarnya dan meraih perkembangan IPTEK yang bermanfaat bagi kehidupannya.
Puncaknya adalah revolusi industri dari mulai 1.0 sampai 4.0. Hari ini kita dapati betapa canggihnya teknologi dan betapa pesatnya perkembangan sains. Hal-hal yang dulu dianggap mustahil kini telah jadi kenyataan. Misalnya dahulu manusia mustahil terbang di udara. Kini telah ditemukan teknologi pesawat terbang. Dulu mustahil berkomunikasi jarak jauh. Kini internet menghubungkan semuanya.
Lantas dimanakah peran agama dalam perkembangan ini? Apakah agama mendukung atau justru menghambat perkembangan IPTEK? Pada kenyataannya Islam mendukung sepenuhnya pengembangan IPTEK. Hal ini tercermin dalam QS. Ali Imran: 190-191 yang berisi perintah memikirkan penciptaan langit dan bumi. Seraya berdzikir baik saat duduk, berdiri maupun berbaring.
Dalam Al Quran pun banyak ayat yang berisi fenomena-fenomena alam. Lantas kenapa Al Qur'an perlu menjelaskan mengenai fenomena alam? Misalnya fenomena peredaran benda-benda langit dan pergantian waktu. Hal ini agar akal manusia dimaksimalkan untuk memikirkannya. Dengan pemaksimalan akal, maka perkembangan sains akan semakin maju. Kemajuan sains melahirkan teknologi. Teknologi akan membuat hidup manusia semakin mudah.
Terbukti bahwa era keemasan Islam melahirkan ilmuwan-ilmuwan ternama bukan dalam bidang keagamaan semata. Melainkan juga dalam bidang IPTEK. Sebutlah Ibnu Sina, Al Biruni, Al Khawarizmi, Ibnu Al Haytsam dll. Mereka semua bisa menjadi ilmuwan karena didorong oleh spirit keagamaan. Ibnu Sina sudah hafal Al Qur'an sejak berusia 10 tahun. Saya yakin bahwa pencarian Ibnu Sina terhadap ilmu didorong oleh semangat mengamalkan Al Qur'an.
Jika hari ini umat Islam kalah oleh barat dalam soal IPTEK, maka perlu ada evaluasi dan introspeksi yang mendalam. Apa yang salah dengan umat Islam hari ini? Jangan-jangan kita belum sepenuhnya mengamalkan dorongan Al Qur'an untuk pengembangan sains. Kita mungkin salah memahami Al Qur'an sehingga menganggap Al Qur'an hanya mendorong kita mencari ilmu agama saja dan melupakan sains.
Sudah waktunya umat Islam bangun dan sadar dari tidur lelapnya. Ilmuwan-ilmuwan muslim selayaknya kembali lahir di era modern ini. Kita masih tertinggal dari segi peraih nobel dari ilmuwan barat. Perlu rencana jangka panjang untuk mengembalikan kejayaan umat Islam dalam bidang sains.