Jembatan Lengkung Sei Alalak Salah Satu Penanda Prestasi WIKA sebagai BUMN Kontruksi

Jembatan Lengkung Sei Alalak Salah Satu Penanda Prestasi WIKA sebagai BUMN Kontruksi
Jembatan Sei Alalak di Kalimantan/ PUPR

MONITORDAY.COM - Kemampuan PT Wijaya Karya (WIKA) sebagai salah satu BUMN konstruksi sangat membanggakan. Proyek-proyek yang menerapkan teknologi terbaru dan maju menjadikannya perusahaan yang siap bersaing di level regional bahkan global. Para insinyur WIKA telah membuktikan kemampuannya dalam berbagai proyek pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Dan yang tak kalah pentingnya adalah tepat waktu dan efisien dalam membangun proyek. 

WIKA menjadi satu-satunya BUMN karya yang meraih penghargaan Indonesia Top Companies Awards 2021. WIKA kini dipimpin oleh Agung Budi Waskito yang telah malang melintang di dunia konstruksi lebih dari 20 tahun, diantaranya menjadi Project Manager untuk proyek proyek besar seperti  Jembatan Cipularang, Jalan Nasional Aceh, Stasiun Kereta di Dubai, beberapa jalan tol dan bendungan, terakhir di proyek bendungan terbesar kedua di Indonesia yaitu Jatigede Dam. Dengan berbagai pengalamannya itu WIKA terus tumbuh dan membangun tanpa henti. 

Salah satu yang dibangun WIKA adalah jembatan. Dimana Indonesia adalah negara dengan beragam perairan dengan samudera, selat, danau, dan sungai-sungai tak terhitung banyaknya. Sungai-sungai besar membelah pulau-pulau nan subur. Sehingga diperlukan banyak jembatan sebagai penghubung antara satu kota dengan kota lain yang terbelah sungai. Bahkan satu pulau dengan pulau lainnya. 

Dan Borneo atau Kalimantan adalah salah satu pulau yang memiliki sungai-sungai besar nan eksotik sekaligus menjadi nadi perkembangan sosial ekonomi masyarakat setempat. Salah satu pintu utama Kalimantan adalah Kota Banjarmasin yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Dari kota ini arus utama logistik mengalir keluar-masuk pulau Kalimantan.   

Salah satu jembatan yang baru selesai dibangun adalah Jembatan Sei Alalak. Jembatan ini menjadi jalur utama akses Kota Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalsel dan Kalimantan Tengah (Kalteng). Tidak saja menghubungkan Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala. Menggantikan jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia 30 tahun. 

Proyek ini menurut Agung Budi Waskito, Direktur Utama Perseroan semakin menambah rekam jejak dan portofolio WIKA sebagai kontraktor yang concern dan implementatif pada pengembangan teknologi terkini konstruksi jembatan modern. 

Disamping fungsinya jembatan juga menjadi penanda dari sebuah kawasan. Pertimbangan estetika akan berpadu dengan efisiensi dalam konstruksi dan pengoperasiannya. WIKA telah mengambil peran vital dalam konstruksi signature jembatan, antara lain; Jembatan Suramadu, Jembatan Cikubang, Jembatan Merah Putih, Jembatan Tumbang Samba, Jembatan Tayan, hingga Simpang Susun Semanggi. 

"Hal ini menunjukkan bahwa engineer-engineer muda WIKA, engineer Indonesia memiliki kapasitas dan kapabilitas knowledge, inovasi dan daya saing yang cukup tinggi dalam percaturan konstruksi global," ujar Direktur Utama.

Metode konstruksi yang digunakan pada Jembatan Sei Alalak adalah longline matchcast system, dimana sistem precast ini mampu mengefisienkan biaya dan mengoptimalkan kualitas terbaik. Kemudian, geometri tiang pylon asimetris ditujukan untuk mengatur cable stayed agar tidak bersinggungan dan tetap berada di luar deck jembatan serta menambah estetika.

Beton yang digunakan tambah Agung juga adalah beton kualitas tinggi  fc’45 Mpa (K-500 ) yang menggunakan material lokal guna mengoptimalkan potensi resources yang ada. Sehingga efektivitas dan keberhasilannya, bisa menjadi lesson learn sekaligus referensi bagi proyek-proyek lainnya.