Menata Labuan Bajo

Labuan Bajo memiliki daya tarik alamiah yang memikat wisatawan. Apalagi ada destinasi Pulau Komodo dimana satwa endemik Indonesia berada di kawasan itu. Nama Komodo sudah mendunia. Pantainya unik. Juga perkampungan tradisional Wae Rebo di ketinggian tak kurang dari 1.500 mdpl dengan rumah-rumah kerucutnya.

Menata Labuan Bajo
Presiden Jokowi di Labuan Bajo/ Antara

MONDAYREVIEW.COM – Labuan Bajo memiliki daya tarik alamiah yang memikat wisatawan. Apalagi ada destinasi Pulau Komodo dimana satwa endemik Indonesia berada di kawasan itu. Nama Komodo sudah mendunia. Pantainya unik. Juga perkampungan tradisional Wae Rebo di ketinggian tak kurang dari 1.500 mdpl dengan rumah-rumah kerucutnya.

Sebagai kabupaten dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia, Labuan Bajo berfungsi sebagai titik peluncuran ke Taman Nasional Komodo. Seperti kita ketahui, habitat alami Komodo menjadi magnet bagi wisatawan dunia untuk mengunjungi Labuan Bajo.

Taman Nasional Komodo hanya beberapa kilometer lepas pantai, cocok untuk menyelam, snorkeling, dan kayak. Dekat air terjun Labuan Bajo, gua dan hutan berlimpah di Flores untuk wisatawan darat yang pemberani. Lebih jauh ke pedalaman ditemukan gunung berapi, danau berwarna-warni, dan bahkan beberapa rumah Hobbit.

Presiden Joko Widodo meninjau pembangunan sejumlah prasarana pariwisata yang berada di Kampung Ujung, Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Presiden Jokowi meninjau perkembangan penataan kawasan setempat melalui pembangunan dan penataan jalan, pedestrian, tepi pantai, serta drainase pendukung. Dan di sini sudah dimulai di kawasan Goa Batu Cermin yang sudah dimulai seperti ini, ini sudah selesai 47 persen dan terus akan kami proses.

Menurut Presiden, kawasan Kampung Ujung sampai ke kawasan marina akan ditata trotoarnya. Kemudian pelabuhan lama yang akan semuanya kita rombak, pelabuhannya kita pindah ke pelabuhan yang baru di Wae Kelambu. Kita harapkan tahapan yang pertama akan selesai di akhir tahun 2020 kemudian tahapan kedua akan selesai di tahun 2021.

Sebelum melakukan peninjauan di Kampung Ujung, Kepala Negara terlebih dahulu meninjau sejenak kawasan Pelabuhan Labuan Bajo. Dari Kampung Ujung, rangkaian kunjungan kerja tersebut kemudian Presiden Jokowi lanjut meninjau kawasan dan sarana gedung di Batu Cermin yang berjarak kurang lebih 5,3 kilometer dari lokasi peninjauan pertama.

Kemudian juga penataan kawasan di Puncak Waringin yang di situ akan dipakai untuk mendisplai handycraft produk-produk dari NTT terutama tenun dan lain-lain, ukiran dan lain. Demikian menurut Presiden Jokowi.  

Penataan masih akan terus dilakukan hingga ke Pulau Rinca, lokasi binatang yang dilindungi komodo. Pemerintah sedang memulai proyek pembangunan terminal multifungsi yang berada di daerah Wae Kelambu. Terminal tersebut nantinya akan fokus dan diperuntukkan untuk mendukung aktivitas bongkar muat peti kemas kapal.

Terletak di ujung barat Pulau Flores, Labuan Bajo merupakan kota kecil yang sangat direkomendasikan untuk menjelajahi eksotika Flores mulai Varanus Komodoensis, Taman Nasional Komodo dengan keindahan kehidupan bawah laut di ujung barat Flores, hingga tradisi Berburu Paus di Lembata, di bagian timur. ujung Nusa Nipa (Pulau Ular) Flores.

Dekade terakhir, Labuan Bajo bisa dikatakan kota kecil. Bahkan ada yang mengatakan Labuan Bajo adalah desa atau kabupaten besar yang sedang geliat membangun menjadi kota. Menjadi kota pariwisata untuk waktu yang tidak terlalu jauh.

Keunikan Labuan Bajo

Berbeda dengan kota lain di Indonesia, Labuan Bajo memiliki beberapa keunikan. Pertama, ini adalah kota pelabuhan bertingkat. Labuan bukanlah kota dengan dataran rendah yang luas. Dataran rendah pantai tidak banyak diikuti kemiringan yang menopang dataran luas di atasnya. Kondisi ini menciptakan pemandangan kota yang indah.

Kedua, Labuan Bajo dibentengi oleh pulau-pulau kecil tak berpenghuni. Keberadaan pulau-pulau menciptakan keindahan Labuan Bajo sehingga tidak berlebihan untuk dikatakan sebagai kota yang indah.

Ketiga, Labuan Bajo adalah kota yang aman. Setidaknya hingga saat ini belum ada keluhan dari para wisatawan terkait dengan pencopetan atau tindak kriminal lainnya yang identik dengan dunia perkotaan. Jadi jangan takut datang ke Labuan Bajo. Selain aman, Anda juga akan menemukan keramahan penduduk Flores. Ketika Anda bertemu dengan orang lain yang tidak dikenal, penduduk Flores selalu tersenyum. Anda menanggapi satu sama lain dengan senyuman toh tidak terkesan angkuh.

Warga Labuan Bajo

Ada tiga etnis mayoritas, yaitu Manggarai, Bima dan Bugis. Selain etnis Tionghoa yang mendominasi perdagangan, suku Ngada, Ende, Maumere dan suku lainnya seperti dari Jayapura seluruh Flores.

Akses tercepat menuju Taman Nasional Komodo melalui Labuan Bajo adalah melalui jalur udara. Jika dulu Bandara Komodo - Labuan Bajo hanya menampung 400 penumpang, kini layanannya sudah mampu menampung 700 penumpang. Dengan peningkatan kapasitas bandara, penerbangan dengan kapasitas lebih besar dapat terbang ke Labuan Bajo, baik Denpasar maupun Kupang. Hingga saat ini belum ada penerbangan langsung dari kota-kota besar di Indonesia menuju Labuan Bajo. Untuk mencapai Labuan Bajo, penerbangan harus transit di Denpasar.