Indonesia Raih 6 Medali di Olimpiade Matematika Internasional

Perwakilan Indonesia meraih total enam medali dalam gelaran olimpiade matematika internasional atau International Mathematical Olympiad (IMO) 2019 ke-60 yang diselenggarakan di Bath, Inggris pada 11 - 22 Juli 2019. Dengan raihan tersebut Indonesia menempati peringkat ke 14 dari 110 negara peserta.

Indonesia Raih 6 Medali di Olimpiade Matematika Internasional
dok. kemendikbud.go.id

MONITORDAY.COM – Perwakilan Indonesia meraih total enam medali dalam gelaran olimpiade matematika internasional atau International Mathematical Olympiad (IMO) 2019 ke-60 yang diselenggarakan di Bath, Inggris pada 11 - 22 Juli 2019. Dengan raihan tersebut Indonesia menempati peringkat ke 14 dari 110 negara peserta.

Keenam medali itu terdiri dari satu medali emas, yang diraih oleh Kinantan Arya Bagaspati dari SMA Taruna Nusantara; kemudian empat medali perak yang masing-masing diraih oleh Jonathan Christian Nitisastro dari SMAK Petra 2, Surabaya, Alfian Edgar Tjandra dari SMA Kharisma Bangsa, Tangerang Selatan.

Kemudian, Aaron Alvarado Kristanto dari SMAK Petra 1, Surabaya, dan Valentino Dante Tjowasi dari SMAK Petra 2, Surabaya. Serta satu medali perunggu diperoleh atas nama Farrel Dwireswara Salim dari SMA Kharisma Bangsa, Tangerang Selatan.

Aleams Barra, Koordinator Tim Indonesia untuk IMO 2019, mengungkapkan, prestasi yang diraih oleh Indonesia dalam event ini jauh lebih baik dibandingkan beberapa negara seperti Australia, Inggris, Kanada, Jerman dan Belanda.

“Perolehan medali emas kali ini merupakan yang ketiga kalinya yang pernah kita dapatkan setelah sebelumnya kita juga pernah mendapatkan emas pada tahun 2013 dan 2018,” ujarnya, seperti dikutip dari laman resmi kemendimbud, Kamis (25/7).

Barra menambahkan, dalam IMO 2019 ini, para siswa diminta untuk mengerjakan enam soal matematika yang harus dikerjakan dalam waktu 4,5 jam. Soal-soal ini meliputi empat bidang yaitu aljabar, kombinatorika, geometri dan teori bilangan.

“Soal-soal yang diberikan merupakan soal-soal yang orisinil dengan kesulitan yang cukup tinggi. Untuk dapat mengerjakannya dituntut kecepatan berpikir, ketenangan mental dan kreativitas yang tinggi,” tuturnya.

"Jadi tidak sedikit dari para peserta yang memang kesulitan mengerjakannya. Bahkan setingkat matematikawan profesional pun akan kesulitan untuk mengerjakan soal-soal IMO dalam rentang waktu yang singkat seperti itu,” tambah dia.

Selain pelatihan dan pembinaan yang cukup maksimal, ia mengakui bahwa ini adalah tim yang memang sudah siap. Barra mengatakan, dari awal proses seleksi para peserta memang terlihat sangat siap, baik dari segi fisik dan mental, serta juga bertanggung jawab.

Direktur Pembinaan SMA, Purwadi Sutanto menyampaikan kebanggaannya atas capaian prestasi para peserta IMO yang terus meningkat setiap tahunnya sejak tahun 2013. Ia berharap Tim Olimpiade Matematika Indonesia bisa konsisten meraih medali emas dan bahkan dapat meningkat lebih baik lagi.

"Mereka sangat luar biasa, dan saya bangga tim IMO bisa mempertahankan tradisi emas ini. Mereka layak mendapat apresiasi tertinggi dari negara dan menjadi inspirasi bagi seluruh siswa di Indonesia. Ke depan juga diharapkan akan menjadi para ilmuwan, matematikawan, insinyur dan ekonom yang memberikan kontribusi besar bagi kemajuan ilmu dan teknologi Indonesia,” ujar Purwadi.

Kinantan Arya Bagaspati, siswa peraih emas mengaku sangat bangga dengan perolehan ini. Ia pun mengaku menangis terharu saat pengumuman skor dan meraih medali emas dalam event yang diikuti oleh total 600 peserta itu..

"Ga bisa berkata-kata, rasanya kayak belum percaya. Semua kerja keras saya dan tim bisa berbuah manis, dan tentunya juga berkat bimbingan para pembina olimpiade, guru dan khususnya orang tua kita semua,” ujarnya.

Ia pun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya dalam kegiatan ini. “khususnya pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud yang telah memfasilitasi dan mengapresiasi prestasi anak Indonesia. Semoga Indonesia semakin baik," tandas dia.