Cerita Ketua Srikandi Balad Jokowi Kala Berjuang di Akar Rumput Menangkan 01
Momentum pemilihan Presiden kurang dari dua pekan lagi. Dimulainya masa kampanye terbuka sejak sepekan lalu membuat para kandidat berlomba untuk menggelar kampanye besar yang menghadirkan ribuan massa dalam rangka memantapkan dukungan untuk meraka.

MONITORDAY.COM – Momentum pemilihan Presiden kurang dari dua pekan lagi. Dimulainya masa kampanye terbuka sejak sepekan lalu membuat para kandidat berlomba untuk menggelar kampanye besar yang menghadirkan ribuan massa dalam rangka memantapkan dukungan untuk meraka.
Sorot kamera media massa dengan gegap gempita turut meramaikan masa kampanye ini. Masyarakat luas diberi kabar tentang ribuan massa di sudut lain daerah Indonesia telah memantapkan dukungan untuk salah satu kandidat.
Sementara di sisi lain, para relawan yang bergerak di akar rumput berjuang secara sepi. Mereka terus bergerak dengan maupun tanpa media yang mengabarkan. Mereka memilih untuk mengajak masyarakat yang didatanginya secara persuasif dalam rangka menarik dukungan untuk ‘pahlawan’ mereka.
Seperti yang dilakukan oleh ibu-ibu Srikandi Balad Jokowi.Sebagai eksponen perempuan dari relawan Balad Jokowi, mereka terus bergerak menemui masyarakat dari pintu ke pintu dalam rangka meraup dukungan sebanyak-banyaknya untuk Paslon 01 Jokowi-Ma’ruf Amin.
Terhitung sudah sejak tujuh bulan lalu, Srikandi Balad Jokowi telah melakukan blusukan ke daerah-daerah sekitar Jawa Barat-Banten. Sejak awal mereka menggemban misi meluruskan berita hoaks yang selama ini dituduhkan ke Jokowi, serta juga menyampaikan banyak prestasi yang telah dicapai oleh Presiden RI ke-7 itu.
Ketua Srikandi Balad Jokowi, Indri Astuti menuturkan, hal tersebut dilakukan lantaran serangan hoaks yang menimpa Jokowi begitu gencar, dan sebarannya meluas hingga akar rumput. Karena itu, mendatangi masyarakat secara langsung merupakan cara efektif dalam rangka meluruskan berita bohong tersebut.
Menurut perempuan yang akrab dipanggil Inge ini, seharusnya pesta demokrasi tidak diwarnai dengan kampanye hitam semisal itu. Berjalannya demokrasi harus dilakukan secara dewasa dan pengalaman di pemilu-pemilu sebelumnya seharusnya bisa mendewasakan masyarakat dalam berpolitik.
“Biarlah masyarakat memilih karena visi yang ditawarkan oleh Capres-Cawapres, prestasinya serta rekam jejaknya, jangan sampai yang banyak dilakukan justru kampanye hitam,” ujarnya.
Inge mengatakan, selama ini tim yang dibawanya telah melakukan berbagai macam kegiatan dalam setiap kunjungannya ke masyarakat. Seperti membagikan kaus relawan 01, memberikan pamflet, maupun tabloid yang berisi keberhasilan dan prestasi Jokowi, serta yang terpenting adalah berdiskusi dengan mereka.
Tak Jarang, karena keterbatasan alat peraga kampanye (APK) yang diberikan oleh Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, mereka juga secara swadaya menghimpun dan memproduksi sendiri APK untuk disampaikan ke masyarakat. “Itu salah satu upaya sebisa kami untuk pak Jokowi,” ucap Inge.
Hal semacam itu telah dilakukan secara intens oleh ibu-ibu srikandi. Apalagi menjelang berlangsungnya pemilihan ini, hampir setiap hari mereka malakukan door to door ke masyarakat. “yang jelas di akhir-akhir ini kami setiap hari kaya orang ngantor, berangkat pagi, pulang jam 11 malam,” cetusnya.
Terkait respons masyarakat sendiri, Inge bersyukur, karena mayarakat yang didatanginya lebih banyak yang menerima dengan baik. Bahkan Ia pun mengaku terharu ketika di lapangan menemukan banyak sekali masyarakat yang pada dasarnya telah mendukung Jokowi, namun mereka lebih memilih untuk diam.
Menurut Inge, hati seseorang tidak akan pernah berbohong, karena Jokowi selama hampir satu periode ini telah memberikan dampak yang nyata bagi masyarakat. Program program pemerintah seperti PKH, KIP, KIS, pembagian sertifikat hak atas tanah, dana desa, dan banyak program lain, telah dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat luas.
“Namun setelah kami datangi, mereka mulai berani bersuara, karena mereka seperti mempunyai banyak saudara sesama pendukung Jokowi, bahkan diantara mereka ada yang meminta untuk diikutkan dalam relawan,” tuturnya.
Tantangan yang Kerap Kali dihadapi
Meski begitu, Inge menuturkan bahwa hal yang dilakukannya itu beberapa kali mendapat respons negatif dari masyarkat. Terutama dari pendukung fanatik kubu sebelah yang menolak secara tidak baik atas kedatangannya.
Bahkan, Ia mengaku sempat mendapat laporan dari relawan lain yang mendapat respon dengan cara-cara intimidatif dari pendukung kubu sebelah, seperti kendaraanya dilempar batu, diacungkan benda tajam, maupun dengan cara penolakan lain yang negatif.
“Hal-hal seperti itu kerap kami alami, namun pada akhirnya saya akan tetap katakan kepada mereka bahwa berbeda pilihan politik bukan berarti harus memutus persaudaraan, serta juga jangan sampai ikut-ikutan fitnah, ikut hoaks,”ujar Inge.
Ia berpendapat, cara-cara intimidatif dan dukungan yang fanatik dari kubu sebelah itu menandakan mereka tidak mempunyai alasan mengapa mendukung paslon tersebut. melainkan hanya atas dasar kata orang yang berujung pada dukungan buta.
Berbeda dengan pendukung Jokowi yang mempunyai banyak sekali alasan, sehingga mempunyai argumen yang melandasi dukungannya itu. “Kita punya banyak alasan untuk mencintai pak Jokowi, karena sudah dibuktikan oleh kinerjanya yang nyata, sehingga punya landasan mengapa kita mendukungnya,” tegas Inge.
Karena itu, Ia pun optimis perjuangan yang telah dilakukan bersama timnya itu, kedapan akan berbuah manis, dengan kemenangan Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019. “Insya Allah pasti, 01 untuk Indonesia maju,” tandasnya.