Temui Jokowi, Ulama Jabar Sampaikan Masukan Soal Ekonomi Ummat dan Hoaks

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan sejumlah ulama dari Jawa Barat (Jabar), di Istana Negara, Jakarta, Selasa (3/4) siang.

Temui Jokowi, Ulama Jabar Sampaikan Masukan Soal Ekonomi Ummat dan Hoaks
Presiden Jokowi saat menerima kunjungan sejumlah ulama dari Jawa Barat (Jabar), di Istana Negara, Jakarta, Selasa (3/4). (Foto: BPMI)

Monitorday.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan sejumlah ulama dari Jawa Barat (Jabar), di Istana Negara, Jakarta, Selasa (3/4) siang.

Ada beberapa masukan yang disampaikan para ulama Jabar soal kondisi kehidupan sosial keagamaan dan masa depan masyarakat Jawa Barat, serta Indonesia secara lebih luas.

‘Masukan-masukan yang disampaikan para ulama ini betul-betul sebuah masukan yang memang itu masalah di rakyat, masalah di umat, karena beliau-beliau setiap hari mendengar keluhan-keluhan dari bawah. Kita menampung dan membuat kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan yang ada di bawah,” kata Jokowi setelah pertemuan dengan para ulama Jabar.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu setengah jam tersebut, menurut Presiden dirinya bersama para ulama, pimpinan pondok pesantren, dan tokoh masyarakat membicarakan seputar upaya untuk memajukan pondok pesantren dan ekonomi umat.

Jokowi juga menyinggung soal Bank Wakaf Mikro sebagai kebijakan pemerintah untuk memajukan perekonomian umat, khususnya di lingkungan pondok pesantren.

“Tapi yang penting apabila ulama dan umara berjalan beriringan, insyaallah negara ini aman dan tentram,” sambung Jokowi.

Hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa barat, K.H. Rahmat Syafe’i, yang ikut memberikan keterangan dalam kesempatan yang sama, bahwa pihaknya juga berdiskusi soal fenomena berita-berita bohong (hoaks) yang marak terjadi saat ini.

Menurut K.H. Rahmat Syafe’i, ulama mempunyai kewajiban untuk menentramkan dan memberi penerangan terkait bahaya penyeberan berita bohong tersebut.

“Ulama memiliki kewajiban mengingatkan bahwa berita-berita tersebut sangat menyesatkan dan harus diatasi untuk kemaslahatan, ujar Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati ini.

 

[Mrf]