Berbagai Temuan Dan Upaya Hadang Wabah Covid-19 (Bagian 2)
Pada artikel ini akan dibahas tentang Sinar UV, Vitamin C Dosis Tinggi, dan Disinfektasi. Tentu banyak penelitian dan kajian yang harus dilakukan dan dicermati oleh para ilmuwan dan khalayak agar informasi yang benar sesuai prinsip sains menjadi acuan utama.

MONITORDAY.COM – Pada artikel sebelumnya telah dibahas tentang Herbal, Probiotik Siklus dan Senyawa Sintetis sebagai upaya untuk menghadapi pandemi Covid-19 sebelum vaksin dan obat yang tepat divalidasi melalui uji klinis yang membutuhkan waktu relatif panjang.
Pada artikel ini akan dibahas tentang Sinar UV, Vitamin C Dosis Tinggi, dan Disinfektasi. Tentu banyak penelitian dan kajian yang harus dilakukan dan dicermati oleh para ilmuwan dan khalayak agar informasi yang benar sesuai prinsip sains menjadi acuan utama.
Kita akan bahas nomor 4,5, dan 6 sebagai kelanjutan dari bahasan kita pada artikel sebelumnya.
#4. Sinar UV, Berjemur, Vitamin D
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa Virus SARS nCov-2 hanya mati pada suhu 92 derajat Celsius atau mendekati titik didih. Namun berjemur direkomendasikan oleh beberapa ahli untuk merangsang kekebalan tubuh terutama produksi Vitamin D.
Ada beberapa perbedaan pendapat namun berjemur terutama bagi kalangan muda sangat potensial untuk kesehatan. Apalagi buat anak-anak muda. Agar tidak lebih banyak mengurung diri di kamar dan sibuk dengan gawainya.
Faktanya memang belum ada studi yang membuktikan bahwa sinar UV dan panas dari sinar matahari dapat membunuh virus Corona, baik di udara maupun di dalam tubuh. Tapi ada kemungkinan setidaknya melemahkan daya hidup sang virus.
Disamping itu walaupun sinar matahari tidak dapat membunuh virus Corona, namun aktivitas berjemur memiliki manfaat yang tidak sedikit bagi kesehatan. Selain meningkatkan kekuatan tulang dan otot serta daya tahan tubuh, berjemur juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan mental dan membuat tidur lebih lelap. Kalau badan sehat maka kemungkinan tubuh melawan infeksi juga meningkat.
Disamping beberapa manfaatnya, sinar UV juga ada bahayanya. Ada UV A dan UV B. Salah satu peneliti dari FKM UI Siti Setiati menegaskan bahwa untuk kondisi Indonesia waktu berjemur untuk meningkatkan vitamin D pada pukul 11.00 – 13.00. Termuat dalam jurnal NCBI yang kredibel.
#5. Vitamin C Dosis Tinggi
Vitamin C dipercaya berhubungan erat dengan kekebalan tubuh manusia. Tak hanya buah seperti jeruk, cabai pun kaya dengan vitamin C. Manusia adalah satu-satunya mamalia yang tubuhnya tidak bisa membuat sendiri vitamin C sehingga harus mengasupnya. Ketika menghadapi stres psikologis yang berat, pemberian vitamin C lewat infus merupakan cara untuk mendapatkan antioksidan dan anti-inflamasi.
Dari situs healtline.com dengan referensi sumber-sumber terpercaya dapat dirangkum beberapa fakta berikut ini.
Pertama, Vitamin C memengaruhi kesehatan kekebalan tubuh dalam beberapa cara. Aktivitas antioksidannya dapat mengurangi peradangan, yang dapat membantu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
Kedua, Vitamin C juga menjaga kulit sehat dengan meningkatkan produksi kolagen, membantu kulit berfungsi sebagai penghalang fungsional untuk menjaga senyawa berbahaya dari memasuki tubuh . Vitamin C di kulit juga dapat meningkatkan penyembuhan luka.
Ketiga, Vitamin ini juga meningkatkan aktivitas fagosit, sel imun yang dapat "menelan" bakteri berbahaya dan partikel lainnya.
Keempat, Vitamin C meningkatkan pertumbuhan dan penyebaran limfosit, sejenis sel kekebalan yang meningkatkan sirkulasi antibodi , protein yang dapat menyerang zat asing atau berbahaya dalam darah.
Kelima, dalam studi tentang efektivitasnya terhadap virus yang menyebabkan flu biasa, vitamin C tampaknya tidak membuat semakin kecil kemungkinannya terkena flu - tetapi mungkin membantu mengatasi flu lebih cepat dan membuat gejalanya tidak terlalu parah.
Keenam, ada juga beberapa bukti dari penelitian hewan dan studi kasus pada manusia bahwa dosis tinggi atau vitamin C IV dapat mengurangi peradangan paru-paru pada penyakit pernapasan parah yang disebabkan oleh H1N1 ("flu babi") atau virus lain (7Trusted Source, 8Trusted Source.
Ketujuh, Tidak ada penelitian yang cukup untuk mendukung penggunaan vitamin C dosis tinggi untuk radang paru-paru saat ini. tidak boleh mengonsumsi suplemen vitamin C dosis tinggi - bahkan secara oral - karena mereka dapat menyebabkan efek samping seperti diare.
Kedelapan, Vitamin C adalah nutrisi penting yang ditemukan dalam buah dan sayuran yang dapat membantu mempersingkat durasi dan tingkat keparahan pilek. Dosis tinggi sedang dipelajari untuk potensinya untuk mengurangi peradangan paru-paru, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan.
#6. Penyemprotan Disinfektan, Bilik Disinfektan dan Bio Disinfektan
Penyemprotan disinfektan diharapkan bisa membunuh virus yang melekat di berbagai benda atau tempat.
Sementara bilik disinfektan juga dikembangkan untuk mengurangi risiko tempat ramai atau orang keluar-masuk suatu lokasi semacam perkantoran, pasar, atau bank. Meski tak direkomendasikan WHO dan Pemerintah upaya ini menjadi salah satu inisiatif yang menunjukkan kepedulian warga pada kesehatan kolektif dalam suatu lingkungan. Pada kondisi tertentu dimana fasilitas untuk mandi atau membersihkan pakaian tidak serta-merta bisa dilakukan mungkin menjadikan alasan masih perlunya bilik ini.
Disinfektan memang diperuntukkan bagi benda mati. Untuk mengurangi risiko penggunaan bio disinfektan bisa menjadi pilihan.
Menurut situs LIPI untuk pembersihan pencegahan umum disarankan menggunakan air dan sabun atau deterjen lainnya. Pembersihan dilakukan terhadap ruangan dan permukaan benda di dalam rumah. Permukaan yang harus sering dibersihkan di antaranya adalah meja, gagang pintu, sakelar lampu, telefon, toilet, keran, dan wastafel. Setelah bersih, lalu gunakan disinfektan untuk perlindungan yang lebih baik. Jika ada yang sakit di rumah, maka disinfeksi wajib dilakukan.
Ada hal-hal penting yang perlu diperhatikan saat menggunakan disinfektan. Periksa label dan gunakan sesuai dengan instruksi. Waspadai potensi bahaya dari setiap produk dan hindari kontak dengan mata dan kulit.
Berikut bahan aktif disinfektan yang bisa dilihat pada label produk : Accelerated hydrogen peroxide (0.5%)a, Benzalkonium chloride / quaternary ammonium / alkyl dimethyl benzyl ammonium chloride) (0.05%), Chloroxylenol (0.12%), Ethyl alcohol atau ethanol (62-71%), Iodine in iodophor (50 ppm), Isopropanol atau 2-propanol (50%), Pine oil (0.23%), Povidone-iodine (1% iodine), Sodium hypochlorite (0.05 – 0.5%), dan Sodium chlorite (0.23%), Sodium dichloroisocyanurate (0.1-0.5%).
Sementara terkait bio desinfektan ada temuan Ishenny Mohd Noor yang mengolah sampah dengan mesin karbon. Maka dengan teknologi teknologi karbonisasi dan rekayasa biokimia bisa mengasilkan bio desinfektan yang diklaim lebih kuat dibanding bahan kimia. Temuan ini telah diterapkan di Serang, Banten.
Menegok profilnya peneliti ini ternyata orang Indonesia yang bekerja di Universitas Malaya. Ia Spesialis Ilmuwan Indonesia dalam Rekayasa Biokimia Lanjut dan Teknologi Biofuel. Aktivitas penelitian adalah hobinya, penemuan baru untuk melindungi lingkungan, menciptakan bahan bakar bio baru dan membantu orang miskin adalah tujuannya.
Proyeknya sejak 2015 adalah memperluas kilang pabrik Biopro Fuel Saver Additive 2 in 1 untuk bensin dan solar di beberapa negara di Indonesia, Maladewa dan Korea.