Tambahan Bansos dan Langkah Nyata Bangkitkan Ekonomi

Daya beli masyarakat yang melemah harus kembali ditumbuhkan. Salah satunya dengan menyalurkan bantuan sosial. Untuk itu Pemerintah kebut bansos tambahan dampak COVID-19. Program ini diharapkan dapat meringankan beban sosial ekonomi masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19.

Tambahan Bansos dan  Langkah Nyata Bangkitkan Ekonomi
ilustrasi penerima bansos/ web kemensos

MONDAYREVIEW.COM -  Daya beli masyarakat yang melemah harus kembali ditumbuhkan. Salah satunya dengan menyalurkan bantuan sosial. Untuk itu Pemerintah kebut bansos tambahan dampak COVID-19. Program ini diharapkan dapat meringankan beban sosial ekonomi masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19.

Secara umum ada beberapa program yang dinilai akan mampu menggerakkan kembali perekonomian Indonesia. Mondayreview mengidentifikasinya dalam beberapa poin berikut ini :

#1. Pemerintah sudah meluncurkan program bantuan sosial produktif bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) sehingga ada tambahan modal kerja. Pemerintah sedang memformulasikan dan memfinalisasi skema program bansos produktif bagi UMKM itu. Untuk UMKM Pemerintah mengucurkan subsidi bunga kredit dengan alokasi total Rp35,28 triliun dengan target 60,66 juta debitur, penundaan pokok total Rp285 triliun selama enam bulan hingga Desember 2020.

Pelaku UMKM mendapat insentif pajak penghasilan final tarif 0,5 persen ditanggung pemerintah, penjaminan kredit modal kerja, hingga penempatan dana di bank Himbara untuk dikucurkan lagi menjadi kredit kepada sektor riil.

#2. Direncanakan juga akan ada pinjaman rumah tangga tanpa bunga sehingga bisa diakses rumah tangga lebih murah lebih longgar, itu sedang disiapkan pemerintah di luar skema yang ada. Akan ada tambahan beras untuk PKH dan tambahan tunai sebesar Rp500 ribu per bulan untuk penerima kartu sembako.

Adapun skema bansos yang ada selama ini adalah program keluarga harapan (PKH), kartu sembako, diskon listrik, bantuan tunai non-Jabodetabek, bansos sembako Jabodetabek, bantuan langsung tunai dana desa, dan kartu prakerja. Beberapa kementerian juga sudah melakukan program terkait COVID dan ini luar biasa sinerginya, gotong royong berbagi beban mengatasi dampak COVID-19.

#3. Pemerintah akan berikan Rp2,4 juta untuk pekerja bergaji Rp5 juta. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan pemerintah akan memberikan insentif bagi pekerja dengan upah Rp5 juta per bulan berupa cash transfer sebesar Rp2,4 juta per orang.

Pemberian insentif atau cash transfer ke pekerja yang penghasilannya Rp5 juta per bulan. Besarannya itu akan bergerak sekitar Rp2,4 juta per orang. Pemberian insentif tersebut saat ini masih dalam tahap finalisasi terkait mekanisme pembayaran antara langsung diberikan dalam satu waktu atau bertahap.

Pihaknya akan berkomunikasi secara intens dengan pihak Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional sehingga dapat ditentukan skema dan mekanisme yang paling tepat dan cepat. Ketepatan dan kecepatan dalam penyaluran insentif merupakan hal yang sangat penting sehingga pemerintah akan mengumpulkan data terkait calon penerimanya.

Ini yang sedang kita pikirkan bagaimana caranya agar efisien karena memang Pemerintah tidak punya data. Datanya itu kita kumpulkan semua dan dipastikan bahwa ini lengkap dan bisa dipertanggungjawabkan.

Febrio juga menegaskan penyaluran insentif pemerintah kepada pekerja dengan upah di bawah Rp5 juta ini akan dilaksanakan dengan tata kelola yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ini kerja keras birokrat dengan harapan agar uang bisa sampai dengan solusi pas dan tepat. Sebelumnya pada Rabu (5/8), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan penerima insentif ini akan mencapai 13 juta pekerja dengan anggaran yang disiapkan adalah sebesar Rp31 triliun. Sekarang sedang diidentifikasi targetnya yang diperkirakan bisa mencapai 13 juta. Anggarannya kira-kira sekitar Rp 31 triliun.

Sementara itu Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Juli 2020 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi membaik, meski masih berada pada zona pesimistis (<100), tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 86,2, meningkat dari 83,8 pada bulan sebelumnya.

Keyakinan konsumen terpantau menguat pada seluruh kelompok usia responden dan hampir seluruh kategori tingkat pengeluaran. Demikian menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko.

Menguatnya keyakinan konsumen pada Juli 2020 itu didorong oleh membaiknya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, yang terefleksi pada perbaikan seluruh komponen pembentuknya yaitu keyakinan terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan pembelian barang tahan lama.

Hal tersebut seiring dengan kegiatan ekonomi yang kembali meningkat pasca-pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai kota di Indonesia.

Ekspektasi konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi pada enam bulan mendatang terpantau relatif stabil, seiring masih terbatasnya ekspektasi terhadap penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja di tengah ekspektasi kegiatan usaha yang membaik.