5 Ilmuwan Ini Masuk Islam Karena Mukjizat Ilmiah Al Quran

MONITORDAY.COM - Al Qur'an merupakan petunjuk hidup bagi umat Islam yang akan menyelamatkan di dunia dan akhirat. Tak hanya berisi hukum-hukum dan kisah-kisah, Al Qur'an juga berisi ayat-ayat mengenai fenomena alam. Apa yang tertulis dalam Al Qur'an mengenai fenomena alam banyak terbukti berdasarkan eksperimen sains. Hal ini menyebabkan banyak ilmuwan yang masuk Islam setelah menyadari penelitiannya sudah lebih dulu difirmankan Allah SWT dalam Al Qur'an.
Tulisan ini mencoba mengulas 10 ilmuwan non muslim yang memutuskan masuk Islam setelah penelitiannya terjawab Al Qur'an. Berikut profil mereka:
1. Maurice Bucaille
Dr. Maurice Bucaille adalah dokter ahli bedah asal Perancis. Dia menjadi ketua tim peneliti mumi Fir'aun. Pemerintah Mesir mengizinkan tim peneliti untuk membawa mumi Fir'aun dari Mesir ke Perancis. Mumi Fir'aun disimpan di Museum Pusat Perancis. arkeolog dan ahli bedah sudah siap untuk membedah anatominya. Ahli bedah tersebut adalah Maurice.
Saat meneliti mumi Fir'aun tersebut, Maurice menemukan unsur-unsur garam yang menunjukan bahwa penyebab kematiannya adalah tenggelam di laut. Maurice heran bagaimana mumi Fir'aun yang tenggelam di laut merah bisa tetap utuh? Seorang kawannya memberitahu bahwa hal tersebut sudah disebutkan dalam Al Qur'an 14 abad yang lalu. Padahal mumi Fir'aun baru diketemukan pada 1898 M.
Maurice sudah tahu bahwa kisah Fir'aun telah disebut dalam Kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Namun dalam dua kitab ini tak ada kabar mengenai awetnya jasad Fir'aun. Maurice kemudian pergi ke Saudi Arabia bertemu dengan para ilmuwan muslim. Salah seorang ilmuwan membacakan QS. Yunus: 52.
“Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami.”
Bucaille tercengang dan tersentuh dengan isi ayat tersebut. Dia yakin bahwa Al-Qur’an berasal dari Tuhan yang menciptakan alam semesta. Pada akhirnya, Maurice Bucaille masuk Islam setelah mendengar isi surat Yunus ayat 92. Bucaille kemudian menulis buku berjudul Bible, Qur’an dan Sains Modern.
“Sejak awal, nilai-nilai ilmiah yang ada dalam Al-Qur’an telah mengherankan. Saya sama sekali tidak mengira bahwa dalam teks yang telah disusun semenjak 13 abad lalu itu, ditemukan keterangan tentang segala hal yang bermacam-macam, dan sangat cocok dengan pengetahuan ilmiah modern.” tulis pendahuluan di buku tersebut.
“Dengan melihat kepada tingkatan pengetahuan di masa Nabi Muhammad saw., tidak mungkin kebenaran ilmiah yang terkandung dalam al-Quran itu adalah karangan manusia.” ujar Bucaille.
2. Leopold Werner von Ehrefels
Prof. Leopold Werner von Ehrefels adalah seorang ahli syaraf asal Austria. Dia masuk Islam setelah lakukan penelitian mengenai wudhu. Beliau menemukan fakta bahwa wudhu sangat baik bagi syaraf manusia.
Menurutnya pusat-pusat syaraf tersebut sangatlah peka terhadap rangsangan dari air segar. Dari sinilah ia menemukan sebuah hikmah atau manfaat dari wudu, bahkan ia menyerukan agar wudu juga dilakukan oleh umat non-muslim.
Menurutnya, kesehatan sistem syaraf dapat dijaga dengan cara melakukan wudu. Karena dengan membasuh pusat syaraf tersebut dengan air segar, maka sistem syaraf lainnya akan terjaga kesehatannya dengan baik.
Sedangkan dalam hukum fiqih, wudu adalah sarana untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Jika kita mengamati, bagian-bagian tubuh yang dibasuh ketika wudu adalah bagian-bagian yang sering sekali bersentuhan dengan kotoran seperti kaki, tangan, dan bahkan mulut.
Setelah mengetahui hikmah wudu ini, akhirnya Prof. Leopold Werner von Ehrenfels memutuskan untuk mengubah agamanya menjadi Islam dan mengganti namanya menjadi Baron Omar Rolf von Ehrenfels.
3. Keith Moore
Dr. Keith L. Moore, Ph.D yang merupakan seorang presiden American ASSN of Clinical Anatomist (AACA) Tahun 1989-1991. Dr. Keith L. Moore lahir pada tanggal 5 Oktober 1925 di Brantford Ontario, Canada. Beliau juga seorang profesor yang terkenal karena literatur tentang anatomi dan embriologinya.
Suatu ketika Dr. Keith Moore sedang berada di Arab Saudi. Mahasiswanya menunjukkan ayat mengenai penciptaan manusia kepadanya. Keith terkejut mengingat apa yang disebutkan dalam Al Qur'an sesuai dengan penelitian dan penemuannya dalam bidang embriologi.
“Nabi Muhammad pasti pernah menggunakan mikroskop untuk mengarang ayat ini. Tidak mungkin ayat ini ditulis pada abad ke-7 Masehi karena apa yang berada di ayat tersebut adalah sebuah fakta ilmiah yang baru saja terpecahkan, berkat ilmu pengetahuan modern ini tidak mungkin, Muhammad pasti menggunakan mikroskop,” ujar Dr. Keith L. Moore.
Pada akhirnya Dr. Keith Moore masuk Islam dan menjadi mualaf. Walaupun pada awalnya keIslamannya dirahasiakan. Penelitian Keith Moore juga kembali diulas oleh Harun Yahya dalam bukunya mengenai keajaiban penciptaan manusia/
4. Tejatat Tejasen
Tejatat Tejasen merupakan ahli anatomi asal Thailand. Saat menghadiri konferensi kedokteran di Saudi Arabia, Tejasen disodorkan buku Keith Moore yang berisi kesesuaian ayat Al Qur'an dengan fakta sains. Tejasen yang beragama Buddha mengatakan bahwa hal serupa ada dalam kitab sucinya. Namun dirinya meminta maaf setelah tidak bisa menunjukan ayat serupa dalam kitab agamanya.
Tejasen kemudian terkejut mendapati ayat lainnya mengenai kepekaan kulit saat terkena luka bakar. Penemuan modern di bidang anatomi menunjukkan bahwa luka bakar yang terlalu dalam akan mematikan syaraf-syaraf yang mengatur sensasi.
Saat terjadi combustio grade III (luka bakar yang telah menembus subcutis), seseorang tidak akan merasakan nyeri. Hal itu disebabkan oleh tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent. Makalah itu tidak saja menunjukkan keberhasilan teknologi kedokteran dan perkembangan ilmu anatomi, tetapi juga membuktikan kebenaran Alquran.
Ayat 56 surah an-Nisa mengatakan bahwa Allah akan memasukkan orang-orang kafir ke dalam neraka dan mengganti kulit mereka dengan kulit yang baru setiap kali kulit itu hangus terbakar agar mereka merasakan pedihnya azab Allah.
Pada akhir konferensi, 3 November 1983, Tejasen maju dan berdiri di podium. Di hadapan seluruh peserta konfe rensi, ia menceritakan awal ketertarikannya pada Alquran, juga ke kagumannya pada maka lah Keith Moore yang membuatnya me yakini kebenaran Islam.
5. Jon Dean
Jon Dean adalah ahli kesehatan dan nutrisi asal Amerika Serikat. Suatu saat dia ditugaskan di Arab Saudi untuk sebuah pekerjaan. Dean masih mempunyai pandangan negatif mengenai Islam dan Arab. Dia pun mulai mempelajari Islam agar bisa mengerti kebudayaan Saudi.
Saat sudah sampai di Saudi, Dean tidak menemukan apa yang ditakutkannya. Berdasarkan kesaksiannya, warga muslim di Saudi santun dan ramah, jauh dari kesan kaku. Dean pun merasa aman di sana. Dia kemudian tertarik untuk belajar Islam lebih dalam. Menurut Dean ayat-ayat Al Quran sangat mudah dimengerti dan dipraktikan. Berkat pengalaman tersebut, Dean memutuskan untuk masuk Islam.