3 Pendapat Ulama Tentang Nuzulul Qur'an

MONITORDAY.COM - Peringatan Nuzulul Qur'an telah menjadi agenda tahunan umat Islam di Indonesia. Setiap tanggal 17 Ramadhan, masyarakat melaksanakan kegiatan dalam rangka memperingati turunnya Al Qur'an. Lantas bagaimanakah sejarah turunnya Al Qur'an?
Imam As Suyuthi dalam karyanya Al Itqan Fi Ulumil Qur'an mengatakan bahwa para ulama terbagi menjadi tiga pendapat soal bagaimana Al Qur'an diturunkan.
Pertama, Al Qur'an diturunkan secara sekaligus ke langit dunia pada malam Lailatur Qadar. Kemudian diturunkan secara berangsur-angsur selama 20, 23 atau 25 tahun kepada Rasulullah SAW.
Pendapat ini didasarkan pada riwayat Imam Hakim dan Baihaqi dari sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata: Al Qur’an diturunkan pada malam (lailatul) qadr secara sekaligus ke langit dunia, di tempat bintang-bintang berada, dan Allah menurunkannya kepada Rasul-Nya saw. sebagian mengiringi sebagian yang lainnya.”
Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa Ibnu Abbas berkata: “Telah diturunkan Al-Qur‘an pada malam yang satu ke langit dunia, yaitu malam (lailatul) qadr. Setelah itu diturunkan selama dua puluh tahun. Kemudian Ibnu Abbas membaca:
‘Wa laa ya’tuu naka bi matsalin illa ji’naaka bil haqqi wa ahsana tafsiira’ (QS. al-Furqan: 33).
‘Wa qur‘aanan faraqnaahu litaqra’ahuu ‘alan naasi ‘alaa muktsin wa nazzalnaahu tanziila’ (QS. al-Isra’: 106).”
Kedua, Al-Qur’an diturunkan ke langit dunia selama 20 kali lailatul qadr atau 23 kali, yang setiap malam Allah menentukan apa yang akan diturunkan-Nya dalam sepanjang satu tahun. Setelah itu Allah menurunkannya secara bertahap secara keseluruhan pada seluruh tahun yang ada.
Pendapat ini dikemukakan oleh Imam Fakhrudin ar-Razi sebagai suatu pembahasan. Beliau berkata, “Kemungkinan ia diturunkan pada setiap saat lailatul qadr sesuatu yang diperlukan oleh manusia untuk diturunkan dari Lauh Mahfudz ke langit dunia, kemudian berhenti.”
Menurut Ibnu Katsir, pendapat tersebut dinukil juga oleh Imam Al Qurthubi dari mufassir Muqatil bin Sulaiman.
Ketiga, Al Qur'an telah dimulai turunnya pada saat lailatul qadr, kemudian diturunkan secara bertahap pada waktu-waktu yang berbeda-beda dari seluruh waktu yang ada. Pendapat ini
dikatakan oleh asy-Sya’bi.
Ibnu Hajar berkata di dalam kitabnya, Syarah Bukhari: pendapat yang pertama itulah yang shahih yang mu’tamad (yang dapat dijadikan sebagai pegangan).
Imam As Suyuthi sepakat dengan Ibnu Hajar dengan mengatakan: inilah pendapat yang diceritakan oleh Imam al-Mawardi yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim melalui jalan periwayatan adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas, ia berkata:
Al-Qur’an diturunkan secara sekaligus dari sisi Allah, dari Lauh Mahfudz kepada para malaikat yang mulia. Mereka itulah para penulis di langit dunia, kemudian oleh mereka disampaikan kepada Jibril secara bertahap dalam waktu dua puluh malam, dan oleh Jibril disampaikannya kepada Nabi saw. secara bertahap pula selama dua puluh tahun.