Jacobin vs Girondis

MONITORDAY.COM - Ketidakadilan menyulut kemarahan rakyat. Penguasa yang lalim tak akan mampu menahan gelombang perubahan. Itulah yang terjadi saat api revolusi berkobar di Perancis pada 1789. Raja Perancis ketika itu adalah Louis XVI. Ia beristrikan Ratu Marie Antoinette yang berasal dari keluarga kekaisaran Austria. Hidup mereka berdua terlampau mewah sehingga uang kerajaan ludes.
Prancis juga memiliki rivalitas kuat dengan Inggris. Saat itu Inggris adalah negara terkuat di dunia. Karena membantu perang kemerdekaan Amerika Serikat tahun 1775 sampai 1783 kondisi ekonomi Perancis dalam keadaan krisis.
Di saat sulit, rakyat harus membiayai perang. Ambisi menjadi negara terkuat dunia tak sepadan dengan APBN. Louis XVI mengadakan rapat yang dihadiri 3 kalangan wakil dari bangsawan rohaniwan dan kaum awam. Tujuannya adalah untuk mencari cara mengumpulkan uang rakyat guna memulihkan ekonomi negara yang bangkrut.
Rapat ini tidak terjadi voting menurut jumlah orang sehingga wakil kaum awam yang banyak jumlahnya menuntut 4 pagi undang-undang dan membentuk DPR. Raja ingin membubarkan Lembaga ini secara paksa. oleh karena itu, penduduk Perancis menyerbu penjara Bastille simbol Monarki Absolute, dan menyalakan api revolusi.
Penduduk Paris menyerukan kebebasan kesetaraan dan persaudaraan titik mereka mengambil tanah gereja dan harta para bangsawan. para petani menyerang kastil tuan tanah feodal dan membakar surat tanah mereka. Api revolusi terus menjalar hingga pisau guillotine memenggal leher Louis XVI dan Marie Antoinette.
Eksekusi Raja dan Ratu glamour itu membawa dampak besar di dalam maupun diluar Perancis. Para raja negara tetangga terkejut mendengar kabar bahwa leher Raja dipenggal. akibatnya Austria, Prusia dan negara-negara kuat Eropa membuat aliansi dan bersiap untuk mengintervensi Perancis.
Di dalam negeri Perancis kelompok Jacobin yang ingin mempercepat revolusi dan kelompok Gironde bersitegang sehingga pada ketegangan sesudah revolusi meliputi Perancis tahun 1795.
Klub Jacobin adalah kelompok politik yang terkenal dalam Revolusi Perancis karena ciri khasnya yang ekstrem egalitarianisme dan sangat kejam. Klub ini pada awalnya didirikan di Brittany dengan tujuan menghapuskan Ancien Regime yang telah menindas rakyat dengan sistem feudalisme dan menggantikannya dengan keberadaan parlemen, pengenalan konstitusi, dan pemisahan kekuasaan.
Namun, seiring berjalannya waktu tujuan tersebut berubah ketika didirikannya sebuah republik, tetapi dengan pemerintahan yang otoriter-demokratis. Kemudian klub ini berpindah ke Estates-General. Kebanyakan anggotanya adalah kaum borjuis. Mereka juga menolak untuk bergabung dalam perang.
Salah satu tokoh yang terkenal dari klub Jacobin adalah seorang pengacara yang sukses dan murid Rosseau yang bernama Maximilien Robespierre (l. 1758). Ia mendapatkan reputasi karena melindungi kaum jelata. Sebagai murid Rosseau, ia sangat mendukung pemikiran hak rakyat untuk memerintah atas dirinya sendiri.
Robespierre juga adalah anggota dari Commitee of Public Safety. Pada pertengahan tahun 1793 sampai pertengahan 1794, ia mengemban jabatan sebagai diktator dari pemerintahan revolusioner. Karena ia sangat memegang teguh nilai-nilai revolusi yang ideal, ia dipanggil The Incorruptible. Robespiere mengharapkan kebebasan dan ia sendiri berbicara demi third estate.
Sementara kelompok Girondin mengusulkan pemakzulan raja dan pemanggilan Konvensi Nasional, tetapi mereka setuju untuk tidak menggulingkan monarki sampai Louis XVI menjadi kebal terhadap nasihat mereka.
Begitu raja digulingkan pada tahun 1792 dan sebuah republik didirikan, mereka sangat ingin menghentikan gerakan revolusioner yang telah mereka bantu. Kaum Girondins menjadi radikal kala duduk di Majelis Legislatif era 1791-1792, dan setelah itu menjadi konservatif pada 1792-1795.
Hingga muncul Napoleon. Mantan prajurit artileri ini berhasil membereskan pemberontakan oleh para bangsawan dan muncul di panggung sejarah sesudah itu dia dinobatkan sebagai pemimpin tertinggi untuk penyerangan ke Italia dan dalam sekejap ia menaklukkan bagian utara Italia. Raja terguling, muncul Kaisar dengan kekuasaan yang terlalu besar.
Namun Perancis dapat mengambil pelajaran. Negara ini menjadi Republik yang maju hingga hari ini. Negeri dimana Menara Eiffel berada itu menjadi simbol kebebasan dan demokrasi di Eropa.