Isi Komitmen Manusia Dengan Allah Di Alam Rahim

MONITORDAY.COM - Setiap pasangan yang menikah pasti menanti-nanti kelahiran bayi atau keturunannya ke dunia. Ibarat hadiah, sepasang suami istri rela menantikan sesosok manusia mungil nan lucu itu dengan sabar. Walau harus melewati rasa sakit mengandung selama sembilan bulan lamanya.
Tapi tahukah anda, kalau ternyata bayi yang juga termasuk anak cucu Adam ini sudah Islam dan mengakui Allah sejak dalam kandungan?
Dalam kitab Arba'in An-Nawawiyah karya Imam An-nawawi, satu dari 42 hadits yang ditulis menjelaskan tentang penciptaan manusia. Begini bunyi haditsnya,
Dari Abdullah bin Mas'ud ra, Nabi SAW pernah menyampaikan kepada kami (para sahabat), sedang beliau orang yang benar dan terpercaya. “Sesunggunya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama empat puluh hari (berupa nutfah/sperma), kemudian menjadi alaqah (segumpal darah) selama waktu itu juga, kemudian menjadi mudghah (segumpal daging) selama waktu itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya dan mencatat empat perkara yang telah ditentutkan yaitu; rezekinya, ajal, amal perbuatan, dan sengsara atau bahagianya…”
Hadits di atas menyebutkan bahwa dalam usia kandungan 4 bulan, setiap bayi yang akan terlahir dari anak cucu Adam akan mengalami proses yang sama, dikandung dulu di dalam rahim seorang Ibu, kemudian lahirlah ke dunia. Kecuali Adam dan Hawa, karena mereka asal mula manusia, yang diciptakan langsung oleh Allah dari tanah dan tulang rusuk.
Proses lahirnya manusia baru pasti dikandung dulu di dalam rahim. 40 hari pertama, proses penyatuan antara sel sperma dengan sel telur (ovum). 40 hari kedua, kesatuan sperma dan ovum akan membentuk segumpal darah yang disebut zigot dan akan menempel di dinding rahim.
40 hari ketiga zigot yang nempel di dinding rahim akan berbentuk daging. Dalam proses ini, usia kandungan sudah 4 bulan atau 120 hari. Pada saat ini pula, diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh ke dalam kandungan tersebut.
Al-Quran surah Al-A’raf ayat 189 pada proses kandungan 4 bulan ini menyarankan harus banyak berdoa dan beramal shaleh bahkan sampai menjelang lahirnya.
“Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, istrinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-istri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: “Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur.”
Menurut penelitian dokter muslim khususnya di Asia Tenggara menyebutkan bahwa ada korelasi amal sholeh yang dikerjakan kedua orangtua atau calon ayah dan bunda kepada anak yang sedang dikandung, yang belum dilahirkan.
Saat orangtuanya rajin baca Al Quran, banyak ikut kajian, itu akan berpengaruh ke anak. Dan hal itu juga bisa mempercepat anak menjadi seorang penghafal Quran ketika lahir. Ada sebuah fenomena, saat dibacakan Al-Qur'an, tak disangka, posisi janin berubah seperti sujud.
Yang terpenting diketahui, dalam usia kandungan 4 bulan, Al-Quran mengisyaratkan dalam surah Al-A’raf ayat 172 bahwa telah terjadi perjanjian komitmen antara janin dengan Allah SWT.
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”…..
Komitmen dalam ayat ini menggunakan kata syahadat (kesaksian) yang merupakan rukun Islam yang pertama. Oleh karena ini juga, setiap bayi yang sudah terlahir dari rahim ibu manapun, Islam maupun non Islam, mereka berada dalam keadaan suci karena sudah bersyahadat dalam rahim.
Setiap yang terlahir dari rahim perempuan manapun itu membawa Fitrah. Fitrah yang dimaksudkan disini adalah fitrah keislaman, fitrah mengakui Allah sebagai Tuhan. Artinya setiap jiwa manusia yang hidup, mereka punya titrah untuk beragama, punya kecenderungan untuk mencari Tuhan.
Jadi, yang pertama dari isi komitmen manusia dengan Allah dalam rahim adalah komitmen bersyahadat dan berislam.
Dan yang kedua adalah komitmen menuhankan Allah. Allah memperkenalkan diri-Nya dalam kandungan 4 bulan itu, dengan nama Rabb, “Alastu bi-robb-ikum? (Bukankah Aku ini Tuhanmu?)”
Kata Rabb menjadi asal kata rububiyah yang berarti sifat merawat, memberi kebutuhan, menyayangi, memaafkan, mengasihi, dan mengampuni. Semua hal yang terkait dengan perhatian ada pada kalimat ‘rabb’, sifatnya disebut dengan rububiyah, zat yang memperhatikannya disebut Robbun.
Seolah-olah dalam kandungan itu kita berdialog dengan Allah. Kata Allah, “Kamu buat perjanjian dengan Aku dan bersaksi Aku sebagai Tuhanmu. Siapa yang bersaksi menuhankan-Ku, nanti ketika dirimu lahir, apapun yang kamu butuhkan dalam kehidupan, Aku akan berikan untukmu.
Dan Aku akan merawatmu. Kalau kamu sakit, akan Aku sembuhkan. Kamu minta sesuatu yang kamu butuhkan, akan Aku berikan. Kalau kamu salah kemudian minta maaf, Aku maafkan kamu. Kalau kamu berdosa dan minta ampun, bertaubat, akan Aku ampuni. Pokoknya semua yang kamu inginkan selama engkau butuhkan itu baik, akan Aku berikan.”