Yasir Bin Amir dan Sumayyah, Dua Sahabat Pertama Yang Mati Syahid

Yasir Bin Amir dan Sumayyah, Dua Sahabat Pertama Yang Mati Syahid
Ilustrasi Sumayyah binti Khayyat

MONITORDAY.COM - Yasir dan Sumayyah adalah sepasang suami istri yang masuk Islam pada masa awal kenabian. Masuknya Islam mereka membuat Abu Jahal tidak senang. Abu Jahal menyiksa mereka berdua di tengah padang pasir. Abu Jahal memaksa keduanya untuk kembali mengimani Tuhan-tuhan lamanya. Namun mereka berdua tetap teguh dan tidak mengikuti keinginan Abu Jahal. Sumayyah bahkan ditusuk kemaluannya oleh tombak karena keyakinannya. 

Keduanya akhirnya menjadi syahid dan syahidah pertama dalam Islam. Rasulullah SAW memuji keduanya dan menjanjikan mereka berdua surga. Siksaan juga menimpa putra mereka yakni Ammar bin Yasir. Ammar berhasil selamat karena terpaksa melakukan "taqiyyah". Dia melaporkan hal tersebut kepada Rasulullah SAW. Turunlah ayat Al Quran yang membenarkan sikap Ammar karena dia hanya pura-pura menyembah berhala, dan dalam hatinya tetap beriman. 

Yasir bin Amir masuk Islam dengan perantara Abu Hudzaifah bin Al Mughiroh. Ibnu Sa’ad menulis dalam Thabaqat al-Kubra bahwasanya Yasir bin Amir bukanlah asli penduduk Kota Mekah. Yasir adalah pendatang yang berasal dari Yaman. Yasir bin Amir datang ke Mekah adalah untuk mencari saudaranya yang hilang. 

Diceritakan bahwa Yasir bersama dua saudaranya yang lain bernama Malik dan Harits menempuh perjalanan dari Yaman menuju Mekah. Namun sesampainya di Mekah, ternyata tiga bersaudara itu tidak dapat menemukan keberadaan saudaranya dan juga tidak mendapatkan informasi yang cukup untuk melanjutkan perjalanan. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke Yaman. Ketika Malik dan Harits memutuskan untuk pulang, ternyata Yasir berubah pikiran. Yasir ingin tetap tinggal di Mekah karena telah merasa nyaman hidup di Mekah.

Agar bisa menetap, sebagai pendatang yasir harus mematuhi peraturan di Mekah. Bbeliau harus berbaiat kepada satu kabilah besar agar harta dan jiwanya dapat terjamin keamanannya. Ibnu Sa’ad menulis bahwa Yasir bin Amir berbaiat kepada Abu Hudzaifah, pembesar dari kabilah Makhzum dan bergabung dengannya.

Abu Hudzaifah kemudian menikahkan Yasir dengan budak perempuannya bernama Sumayyah. Tidak lama kemudian Sumayyah dimerdekakan oleh Abu Hudzaifah. Dari pasangan Yasir dan Sumayyah lahirlah Ammar, salah seorang sahabat yang gigih memperjuangkan Islam. Sesuai aturan perbudakan yang berlaku ketika itu, Ammar otomatis berstatus budak Abu Hudzaifah, meskipun pada akhirnya Ammar dimerdekakan Abu Hudzaifah. Keluarga Yasir ini terus ikut Abu Hudzaifah hingga ia wafat.