Waralaba, Dari Modal Cekak HIngga Laba Membengkak

Waralaba bisa menjadi pilihan usaha, terutama bagi pengusaha muda yang ingin menapaki usaha dengan resiko terkendali.

Waralaba, Dari Modal Cekak HIngga Laba Membengkak
foody.id

Salah satu peluang usaha yang mestinya dikembangkan saat ini adalah waralaba. Terutama di bidang makanan dan minuman. Gerai-gerai waralaba masih menjanjikan keuntungan yang memadai, bahkan bisa di atas ekspektasi awal franchisee.

Waralaba adalah usaha yang boleh dikata tahan krisis. Setelah krisis moneter yang hebat melanda kawasan Asia Tenggara, bisnis waralaba justru semakin menggeliat. Produk atau jenis usaha yang dikembangkan memang relatif menjadi kebutuhan dasar yang ‘gak ada matinya’. Misalnya makanan dan minuman. Termasuk di dalamnya restoran cepat saji.

Kelebihan lain waralaba adalah terbukanya kemungkinan untuk memulai usaha sesuai dengan kemampuan modal franchisee. Banyak paket waralaba yang ditawarkan. Dengan modal usaha yang sesuai kocek, pewaralaba muda yang ingin memulai usha bisa mewujudkannya.

Hal lain yang sangat penting artinya bagi para usahawan muda yang berminat untuk menjajal usaha waralaba adalah pendampingan usaha atau pendampingan manajemen. Hal ini akan sangat membantu dalam menyusun rancangan usaha, mengatur SDM, membuat target-target penjualan, dan mengatasi resiko yang muncul selama proses pengembangan usaha waralaba tersebut.  

Dukungan teknologi yang saat ini semakin canggih akan sangat membantu dalam pengembangan pemasaran, perencanaan bisnis, maupun manajemen keuangan. Sehingga perkembangan usaha bisa dipantau dengan lebih akurat dan real time. Kesulitan baru bisa didiskusikan dengan cepat, dan promosi melalui media online dan media social bisa dilakukan dengan maksimal.

Bisnis waralaba asli Indonesia yang sukses di pasar internasional hanya 10 sampai 15 merek, sedangkan jumlah waralaba asing yang masuk ke dalam negeri mencapai 450 merek. Demikian uraian Ketua AFI Anang Sukandar. AFI mencatat pasar waralaba Indonesia yang masuk ke pasar luar negeri baru mencapai Malaysia, Singapura, Australia dan Filipina dengan merek dari bisnis spa dan kecantikan serta makanan.

Peran pemerintah dalam mendorong usaha waralaba juga harus diperkuat. Contohnya Singapura, 75 persen biaya konsultan dipikul negara. Malaysia juga mengadakan program dari tahun 2003 sampai 2008 dengan anggaran belanja 100 juta RM untuk mengembangkan 300 usaha waralaba lokal.

Melalui konsep usaha waralaba dan peluang usaha, calon pengusaha cukup meneruskan kesuksesan usaha yang sudah dibangun oleh pemberi usaha (franchisor). Bukan berarti tidak akan mengalami tantangan dan menghadapi resiko tentunya. Namun, bila jeli memilih usaha waralaba yang menguntungkan dan pandai mengendalikan resiko, tentu prospeknya akan lebih dapat dibayangkan.

Jalan promosi untuk mengenalkan produk tersebut ke masyarakat secara luas untuk mencapai sasaran konsumen yang tepat juga menjadi tantangan dalam usaha waralaba. Walaupun pemberi usaha telah memiliki konsep dan pengalaman dalam pengembangan usaha tersebut namun pewaralaba tetap harus giat dan cermat dalam melakukan promosi.

Dan bagaimanapun kualitas produk, misal makanan dam minuman, yang akan anda jual melalui bisnis waralaba menjadi kunci keberhasilan. Konsumen tak akan berkompromi dengan kualitas yang tidak sesuai dengan ‘janji’ semata.

Berikutnya soal memilih lokasi yang strategis untuk dapat mencapai segmen pasar yang diinginkan sesuai rencana, melakukan perencanaan bisnis secara cermat dan memperhitungkan segala pengeluaran dan masukan keuangannya

Saat ini, pemerintah Indonesia sedang berupaya membangun sarana seperti jalur pengembangan usaha waralaba Indonesia, yang bisa dijadikan semacam patokan bagi para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Standar atau patokan ini dapat digunakan agar perkembangan usaha waralaba bisa berlangsung dengan cepat sekaligus aman. Persaingan usaha akan terjadi, persaingan yang sehat akan meningkatkan kualitas produk dan menguntungkan konsumen.

Dunia waralaba di Indonesia masih memiliki kekurangan yang harus diperbaiki, seperti tidak adanya standar jalur perkembangan usaha dan belum adanya undang-undang perdata khusus usaha waralaba. Menjadi agenda seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi dalam menyiapkan konsep dan tata niaga yang mampu memperkokoh usaha waralaba.

Jangan sampai waralaba asing terus menjamur dan usaha waralaba kita tak mampu menembus pasar internasional.