Komitmen Menteri Teten dalam Membangun UMKM di NTT

Wajah Indonesia salah satunya tergambar dari pembangunan di Nusa Tenggara Timur. Di provinsi yang berbatasan dengan Timor Leste ini tak jarang dibandingkan kemajuannya dan pengelolaan kotanya dengan tetangga sebelah. Kemajuan ekonomi NTT akan membuka mata dunia bahwa Indonesia serius dalam menangani pemerataan ekonomi. Bendungan dan jalan dibangun di provinsi ini. Pun ekonomi rakyat yang menggeliat di balik ikon ‘tenun ikat’. Masih ada beberapa keunggulan produk lainnya yang potensial untuk dikembangkan.

Komitmen Menteri Teten dalam Membangun UMKM di NTT
Menkop dan Ketua Dekranasda NTT/ Antara

MONDAYREVIEW.COM – Wajah Indonesia salah satunya tergambar dari pembangunan di Nusa Tenggara Timur. Di provinsi yang berbatasan dengan Timor Leste ini tak jarang dibandingkan kemajuannya dan pengelolaan kotanya dengan tetangga sebelah.

Kemajuan ekonomi NTT akan membuka mata dunia bahwa Indonesia serius dalam menangani pemerataan ekonomi. Bendungan dan jalan dibangun di provinsi ini. Pun ekonomi rakyat yang menggeliat di balik ikon ‘tenun ikat’. Masih ada beberapa keunggulan produk lainnya yang potensial untuk dikembangkan.

Untuk itulah Menteri Koperasi dan UKM datang ke Nusa Tenggara Timur. Menembus atmosfer pandemi yang masih mengharu-biru. Menyapa para pelaku usaha kecil di daerah. Membangun sinergi dengan elemen pegiat pemberdayaan ekonomi. Kedatangannya diharapkan dapat membantu pengembangan usaha dan pemasaran produk para pelaku UMKM di NTT.

Inti kedatangannya membawa komitmen Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) akan membantu mengembangkan enam produk unggulan di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk membantu mengentaskan masalah kemiskinan di daerah itu.

Dari hasil diskusi dengan Ketua Dekranasda NTT mengenai potensi yang dapat dikembangkan di NTT ada enam produk unggulan. Yakni kelor atau moringa oleifera , tenun ikat, kopi, garam, rumput laut, dan yang terakhir adalah coklat. Saat ini sedang dikembangkan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di NTT.

Teten mengatakan dari keluhan dari para pelaku UMKM di NTT diketahui bahwa saat ini kendala yang dihadapi adalah pemasaran dari produk yang sudah ada.

Menkop berjanji akan kirim tim untuk meninjau dan mempelajari kira-kira intervensi apa yang dibutuhkan, termasuk membuat desain model bisnis apa yang dikembangkan.  Teten Masduki menambahkan bahwa sebenarnya pertumbuhan ekonomi itu tidak harus dalam bentuk konglomerasi, tetapi dalam bentuk kekuatan-kekuatan ekonomi rakyat karena dikelola dengan bisnis yang efisien.

Hal itu bisa menjadi kekuatan ekonomi yang lebih kokoh dari pada ekonomi itu dikuasai oleh konglomerasi. Selandia Baru misalnya, itu adalah negara yang berkembang dari sektor UMKM-nya.

Menurut Teten, Presiden Joko Widodo telah meminta untuk melihat potensi apa yang ada di NTT guna mengatasi masalah kemiskinan di provinsi yang terkenal dengan wisata Pulau Komodo itu.

Ketua Dekranasda NTT Julie Laiskodat mengakui bahwa kendala yang dihadapi oleh 150 pelaku UMKM di NTT adalah masalah pasar dan pendanaan.