Wacana Pergantian Panglima TNI Menghangat

MONITORDAY.COM - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun pada 1 Desember 2021. Perbincangan seputar bursa calon penggantinya mulai menghangat. Posisi puncak di tubuh tentara memiliki posisi sangat strategis terutama dalam menuntaskan agenda reformasi internal institusi tersebut.
Dengan hak prerogatifnya Presiden akan menunjuk calon Panglima TNI dan menyampaikannya ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dan jika tak ada hal yang luar biasa DPR biasanya akan meloloskan usulan Presiden. Pada proses penunjukan oleh Presiden dan persetujuan DPR inilah publik mengharapkan tak ada lobi-lobi yang akan menyandera sosok Panglima yang kelak akan menjabat.
Jika dilihat dari pentingnya rotasi untuk keseimbangan antar-matra maka sosok Kepala Staf Angkatan Darat, Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono menjadi calon kuat Panglima TNI. Meski tak serta-merta menutup peluang Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo yang berasal dari matra yang sama dengan Panglima TNI saat ini.
Popularitas Jenderal Andika Perkasa cukup tinggi. Namun KSAD Andika Perkasa akan memasuki masa pensiun tahun 2022. Dan dua calon lain akan memasuki pensiun pada 2023. Jika Jenderal Andika yang ditunjuk Presiden maka masa jabatannya akan relatif singkat. Undang-undang hal tersebut dengan sangat jelas.
UU TNI Nomor 34 Tahun 2004. Pasal 14 ayat 4 UU TNI menjelaskan bahwa Panglima TNI dapat dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi aktif dari tiap-tiap angkatan yang sedang atau pernah menjabat kepala staf angkatan. Pasal 4 ayat 2 UU TNI bahwa tiap-tiap angkatan mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat
Banyak pihak menduga pilihan Presiden akan sangat bergantung pada kepentingan menjaga stabilitas politik hingga Pemilu 2024. Dugaan itu tentu cukup beralasan meski secara profesional institusi TNI telah melakukan reformasi yang cukup mendasar. Residu kepentingan politik dalam penentuan Panglima TNI harus dikikis bahkan bila mungkin dihilangkan.
Calon Panglima TNI semestinya memenuhi sejumlah kriteria antara lain kepemimpinan, profesionalitas, integritas dan loyalitas kepada negara. Jika Presiden memilih berdasarkan kriteria itu maka harapan dan kepercayaan rakyat akan semakin tinggi termasuk dalam menghadapi situasi sulit saat pandemi.
Dalam situasi pandemi TNI banyak berperan dalam tugas kemanusiaan. Dengan potensi dan kekuatan yang dimilikinya tugas-tugas berat dan penting dilakukan para prajurit TNI. Apalagi di saat keterbatasan jumlah tenaga kesehatan, fasilitas dan mobilitas yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama.
Sinergi TNI-POLRI juga menjadi salah satu agenda penting yang harus dijaga. Semangat dan kebanggaan korps harus diletakkan di bawah patriotisme dan nasionalisme. Dua institusi ini akan berjalan seiring sejalan manakala pucuk pimpinannya kompak dan mampu menunjukkan keteladanan dalam bersinergi.
enunjukkan keteladanan dalam bersinergi.