Mendekatkan Industri Kecil dan Menengah dengan Industri Besar

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) semakin gencar mendorong pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) untuk dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19, dengan dukungan dalam peningkatan efisiensi, efektivitas, inovasi, dan kreativitas agar usaha mereka tetap berjalan.

MONDAYREVIEW.COM -  Selalu ada harapan di tengah kesulitan. Setiap masa memiliki tantangannya sendiri. Dari sejak masa kolonial hingga milenial perjuangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaan, kedaulatan, keadilan dan kemakmuran menjadi esensi keindonesiaan itu sendiri. Pun dalam perjuangan menghadapi musuh baru bernama pandemi Covid-19.  

Bidang kesehatan tetap menjadi prioritas. Namun sektor ekonomi membtuhkan perhatian yang serius pula. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) semakin gencar mendorong pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) untuk dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19, dengan dukungan dalam peningkatan efisiensi, efektivitas, inovasi, dan kreativitas agar usaha mereka tetap berjalan.

Dalam kondisi ini,  Pemerintah amat mendukung upaya teman-teman IKM untuk mampu beradaptasi, termasuk untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, perlu terobosan dalam penjualan atau promosinya. Demikian menurut Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih.

Pemangku kepentingan terkait telah meluncurkan berbagai program strategis guna menunjang pengembangan IKM di tengah pandemi Covid-19, misalnya, kampanye #SemuanyaAdaDisini sebagai bagian dari Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia.

Total ada 1,6 juta IKM yang berpartisipasi dalam gerakan #SemuanyaAdaDisini, yaitu program untuk mendukung kampanye penggunaan produk lokal yang diluncurkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo dengan tagline Bangga Buatan Indonesia. Pemerintah berupaya membangun jejaring pelaku IKM agar menjadi bagian rantai pasok dari industri skala besar.

Dengan mendekatkan pelaku IKM dan industri besar, tentunya akan memberikan peluang bagi sektor IKM kita semakin berkembang dan berkontribusi sebagai mata rantai pasokan  pada industri nasional maupun global.

Gerakan Bangga Buatan Indonesia diharapkan mampu mengakomodasi kebutuhan pelaku IKM dari sisi pemasaran agar tetap dapat melakukan proses produksi dan meraih pendapatan. Kemenperin aktif menggelar pelatihan dan pendampingan secara virtual kepada pelaku IKM karena kondisi pandemi. Pembinaan tetap dijalankan agar para pelaku IKM di dalam negeri terus produktif sehingga mampu mendukung dalam pemulihan ekonomi nasional.

Hingga saat ini, total webinar yang sudah diselenggarakan oleh Ditjen IKMA sebanyak 156 kali dengan jumlah peserta mencapai 13.871 orang. Di samping itu, Kemenperin juga memanfaatkan dana dekonsentrasi untuk membangkitkan pelaku IKM yang terimbas pandemi COVID-19 agar tetap berproduksi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor.

Beberapa kegiatan di daerah memberi manfaat bagi IKM. Program ini diikuti sebanyak 4.264 peserta dari 158 kegiatan. Bahkan Ditjen IKMA juga menyediakan program potongan harga bagi pelaku IKM yang hendak membeli mesin produksi. Bagi pelaku IKM yang ingin membeli mesin hanya perlu membayar 70 persen dari harganya, sementara 30 persen-nya akan dibayar oleh Kemenperin.

Fasilitasi program restrukturisasi mesin dan peralatan tersebut merupakan nilai reimbursement atau potongan harga yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku IKM sehingga bisa meningkatkan alur kas belanja modal mereka.