UMJ Gelar Webinar Nasional Upaya Pulihkan Perekonomian Nasional

Bangkitnya UMKM adalah bangkitnya perekonomian nasional, pameo tersebut dipegang kukuh oleh segenap hati para pelaku usaha di Indonesia, lebih-lebih bagi para stakeholder di pemerintahan.
Namun, bagaimana caranya agar mampu berkontribusi lebih banyak lagi terhadap porsi perekonomian nasional? Tentu dengan lebih banyak mencetak pengusaha-pengusaha baru terutama dari kalangan muda.
Syarat sebuah negara maju jika rasio pengusahanya itu 4% dan di negara-negara seperti Amerika dan China itu double digit. Idealnya negara yang berkembang itu harus 4% dari populasi penduduknya. Di Indonesia rasio pengusaha di bawah 3,1%, efek pandemi Covid-19 membuat banyak pengusaha di bidang UMKM tumbang.
Kenapa dibutuhkan banyak pengusaha? Karena ekonomi kita APBN nya itu 76% tergantung dari pajak, dan pajak yang terbesar itu adalah pajak badan dan PPn dari para entrepreneur. Maka, kalau mau negara ini kuat di bidang ekonomi, harus diperbanyak pengusahanya.
Isu inilah yang coba diangkat oleh Himpunan Mahasiswa Prodi Perbankan Syariah, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Melalui Webinar Nasional bertajuk 'Semangat UMKM Pemuda Pemula Sebagai Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional'.
Dalam Webinar tersebut tampil sebagai narasumber, Komisaris Independen PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) Muhammad Muchlas Rowi, Corporate Secretary Jamkrindo Abdul Bari, bersama Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Pemkot Tangerang Selatan Warman Syanudin.
Sementara bertindak sebagai Keynote Speaker Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, dan Wakil Walikota Tangerang Selatan Pilar Saga Ichsan.
Menteri Sandiaga Uno, membuka sesi dengan memaparkan pentingnya peranan mahasiswa dan perguruan tinggi dalam upaya memperbanyak pengusaha itu. Sandiaga berpendapat memperbanyak jumlah pengusaha berarti membuka dan menciptakan lapangan pekerjaan selebar mungkin.
Kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi, karena 66% dari total pertumbuhan sebesar 5,17% itu bertumpu pada konsumsi, kalau kita bicara konsumsi itu kita bicara kepastian pendapatan dan kalau kita bicara kepastian pendapatan kita bicara lapangan pekerjaan.
Pemulihan ekonomi nasional ini tentunya tidak lepas dari beberapa peran sektor lain atau yang dikenal dengan istilah Pentahelix. Model ini bisa diwujudkan dengan merangkul pemerintah, akademisi, swasta dan filantropi, kelompok masyarakat, dan media di dalamnya sebagai satu kesatuan.
Dari sisi pemerintahan, Wakil Walikota Tangerang Selatan menjelaskan upaya apa saja yang tengah dihadapi Pemkot Tangsel dalam rangka meningkatkan kembali geliat perekonomian. Diterapkannya, Kota Tangerang Selatan kehilangan pendapatan dari Pajak sebesar Rp400 miliar, efek dari pandemi. Hal ini disebabkan Tangsel bertumpu pada sektor pariwisata dan perdagangan.
Mencetak Pengusaha Muda
Diskusi kemudian dibuka oleh Komisaris Independen PT Jamkrindo Muchlas Rowi. Dia sepakat kalau indikator banyaknya entrepreneur akan membantu pemulihan ekonomi nasional. Akan tetapi, bagaimana caranya mencetak lebih banyak pengusaha sementara akses terhadap modal sedikit.
Muchlas menyadari keadaan ekonomi yang sangat bertumpu pada sektor UMKM. Untuk itu, Jamkrindo berkomitmen menjadi jembatan antara UMKM dan si calon pengusaha terutama dari kalangan muda, terlebih bagi para mahasiswa yang akan meneruskan tongkat estafet negeri.
Teknisnya, Muchlas memperkenalkan platform UMKM Layak dari Jamkrindo sebagai akses keuangan digital yang dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan UMKM yaitu kebutuhan mengakses modal usaha, dan kebutuhan mengikuti pelatihan, Platform UMKM Layak menjembatani UMKM dengan lembaga keuangan yang menyalurkan kredit untuk usaha mikro, menengah sampai ultra mikro.
Di kesempatan yang sama Corporate Secretary Jamkrindo Abdul Bari juga memaparkan angka realisasi penjamin kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 130,3 triliun yang ditorehkan Jamkrindo. Dalam proses penyaluran kredit Jamkrindo memperhatikan betul aspek keberlanjutannya dan kearifan lokal di setiap daerah.
Beberapa penerima manfaat KUR dari PT Jamkrindo adalah kelompok usaha kopi di Kintamani, Bali. Sebelumnya petani kopi di sana terkendala masalah harga yang amat rendah di tingkat petani. Kendala lain ada di pemasaran. Jamkrindo kemudian memberikan pelatihan kepada kelompok usaha itu, dan hasilnya kini produk Kopi Kintamani mampu dipasarkan hingga ke beberapa daerah di Indonesia.
Pendidikan dan pelatihan yang diberikan Jamkrindo juga menyentuh masyarakat Ciletuh, Sukabumi. Ibu-ibu eks TKI di sana kini berkreasi dengan membuat produk olahan makanan yang mampu mendatangkan income tambahan bagi mereka.
Pengembangan di sektor peternakan dan pertanian juga tak lepas dari bidikan, Jamkrindo membuat pengelompokan tani kecil di Garut yang mampu menggerakkan sektor ekonomi melalui skema kolaborasi.
Bagi para lulusan baru, atau fresh graduate, disampaikan Bari, Jamkrindo akan menjamin 50 petani milenial ke beberapa bidang usaha bagi yang berminat.
Jamkrindo telah dititipkan beberapa perguruan tinggi untuk menggelar program magang. Dari program tersebut mahasiswa diajak terjun langsung melakukan maping ke daerah-daerah yang memiliki potensi besar di bidang UMKM.
Harapannya dari program pemberdayaan yang dijalankan perusahaan BUMN seperti Jamkrindo benar-benar sejalan dengan prinsip Creating Shared Value (CSV). Dengan tujuan akhir menciptakan economic value, dan social value secara beriringan