UBN Diganti, Kepemimpinan GNPF Ulama Kini Kolektif Kolegial
GNPF menegaskan sebagai organisasi cinta damai

MONITORDAY.COM - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama telah merombak sejumlah nama dalam struktur kepengurusan dalam rangka penyegaran dan pemutakhiran. Hal itu disampaikan Ustadz Yusuf Muhammad Martak yang menggantikan Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) sebagai Ketua Umum.
"Untuk mengefektifkan manajemen organisasi, GNPF ulama menjadikan kepemimpinan GNPF ulama bersifat kolektif kolegial," kata Yusuf dalam konferensi pers di Restoran Larazetta, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (12/3/2018).
Ke depan, ia menuturkan struktur organisasi GNPF Ulama akan berbentuk Presidium. Rotasi dan reposisi pun akan dilakukan secara bergilir tanpa ada pengurangan jumlah anggota pimpinan GNPF Ulama.
"Malah akan melakukan penambahan jumlah anggota kepemimpinan GNPF Ulama," imbuhnya.
Istilah "ulama", lanjut dia, akan menjadi ijma bersama dari tokoh-tokoh GNPF dan ulama yang ada, dalam mangambil keputusan. Yusuf lantas menegaskan bahwa GNPF Ulama adalah organisasi yang cinta damai.
"Sekali lagi kami tegaskan, seperti dicontohkan dalam aksi 212 lalu, GNPF Ulama adalah gerakan nasional yang cinta damai dan anti anarkisme. Kami menghargai kebhinekaan," pungkasnya.
Untuk diketahui, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) pada Oktober 2017 berganti nama menjadi GNPF Ulama setelah dua tahun berjalan.
Organisasi itu dibentuk sekitar bulan Oktober 2016 sebagai buntut kasus penistaan agama dengan terpidana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan menginisiasi sejumlah aksi unjuk rasa, diantaranya aksi paling fenomenal, Aksi 212 pada Jumat, 2 Desember 2016 lalu.