Ridho Alhamdi : Partai di Indonesia Cenderung Pragmatis

Terkait banyaknya partai yang meawarkan diri untuk menjadi Cawapres Jokowi, Ridho menyebut, bahwa partai di Indonesia cenderung saat ini cenderung pragmatis, cenderung mendukung peguasa agar mendapatkan jatah kursi.

Ridho Alhamdi : Partai di Indonesia Cenderung Pragmatis
Ridho Alhamdi

MONITORDAY.COM - Pilpres masih akan digelar tahun depan, namun bursa pencalonan presiden sudah memanas. Jokowi sebagai petahana telah memastikan diri mencalonkan menjadi capres pemilu 2019, dan hingga kini belum ada yang menyatakan diri secara resmi untuk menjadi penantang Jokowi.

“Kayaknya mulai bermunculan kandidat-kandidat baru seperti Anies, AHY, dan juga Prabowo kalau dia masih mau, termasuk kandidat dari PKS yang 9 orang itu, meski memang belum sekuat Jokowi karena dia sekarang presiden,” kata Pengamat Politik dari UMY, Ridho Alhamdi, melalui keterangan tertulis yang diterima monitorday.com, Senin, (3/12/2018).

Terkait banyaknya partai yang menawarkan diri untuk menjadi cawapres Jokowi, Ridho menyebut, bahwa partai di Indonesia cenderung saat ini cenderung pragmatis, cenderung mendukung penguasa agar mendapatkan jatah kursi.“Karekter partai Indonesia saat ini memang mencari keuntungan, karena dengan mendukung Jokowi partainya bisa dapat kursi di DPR dan Kursi di Kementerian,” ungkap Ridho.

Karenanya Ridho berharap agar partai di Indonesia tidak selalu berororientasi pada kekuasaan. “Jadi oposan juga tidak kalah menarik sehingga mendapatkan simpati rakyat agar dipilih dalam pemilu berikutnya, seperti PDIP yang berpuasa dua periode era SBY dan dapat jatah saat Jokowi menang,” terangnya.

Kemudian mengenai capres-cawapres, Ridho mengatakan bahwa idealnya, ada tiga calon, hal ini karena dikhawatirkan terjadinya vis a vis antara dua calon seperti pada 2014. meski demikian, Ia berharap calon yang muncul nantinya nantinya adalah nama-nama baru.

“Tapi harus muncul kandidat-kandidat baru, agar suasana pilpres juga baru sehingga swing voters punya alternatif calon,” imbuh Ridho.

Selain nama baru, Ridho juga menginginkan agar muncul nama anak muda dalam pentas capres-cawapres pendatang. “sebenarnya di Eropa juga kandidat-kandidat baru dan muda, seperti presiden Prancis presidennya masih muda,” ucap Ridho.