Sudahilah Masalah Ahok, Persatuan Bangsa Lebih Utama

Sudahilah  membahas tentang Ahok. Marilah bersama-sama fokus menata kehidupan bangsa yang lebih baik.

Sudahilah Masalah Ahok, Persatuan Bangsa Lebih Utama
Istimewa

MONDAYREVIEW.COM – Sosok Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok memang selalu menjadi pusat perhatian publik. Pola kepemimpinannya dinilai berbeda dengan pemimpin daerah yang lainnya.

Sosoknya yang berani, berbicara apa adanya dan kerap melakukan gebrakan-gebrakan baru saat memimpin Jakarta menjadikan dirinya sosok yang diunggulkan oleh sejumlah lembaga survei dalam  pilkada DKI Jakarta 2017. Bahkan sejumlah lembaga survei memastikan Ahok merupakan sosok yang sulit dikalahkan oleh calon-calon gubernur yang lain  yang akan maju dalam pertarungan Pilkada DKI Jakarta 2017.  

Namun situasi berubah saat Ahok melakukan blunder dengan menyinggung keyakinan agama lain saat melakukan kunjungan kerja di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu pada 2016 lalu. Ucapannya dinilai telah melakukan penistaan agama Islam, dengan menyinggung keyakinan umat Islam dengan mengucapkan bahwa mereka telah dibohongi oleh QS Al-Maidah ayat 51 dalam memilih pemimpin.

Efek dari ucapan Ahok membalikkan prediksi sejumlah lembaga survei yang memastikan Ahok akan unggul dalam pilkada DKI Jakarta.  Ahok yang diunggul-unggulkan akhirnya harus mengakui kemenangan Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada pilkada DKI Jakarta putaran kedua pada 19 April 2017.

Pro dan Kontra

Apa  yang telah diucapkan Ahok menimbulkan gejolak sosial yang luar biasa. Bahkan ucapan Ahok menjadi persolan nasional yang terus diperbincangkan hingga saat ini. Masyarakat pun terbelah, menjadi dua kekuatan besar. Yaitu kekuatan yang pro Ahok dan kontra Ahok.

Umat Islam pun terbelah menjadi dua.   Umat Islam yang pro Ahok dinilai  umat Islam yang munafik. Sementara itu umat Islam yang kontra Ahok dianggap sebagai anti- Indonesia dan intoleran.

Pasca ucapan Ahok seolah-oleh Indonesia dihadapkan dengan permasalahan berat. Pasalnya pemerintah mengganggap sejumlah aksi yang digelar oleh umat Islam yang merasa terusik dengan ucapan Ahok dengan menggelar sejumlah Aksi Bela Islam akan ditunggangi kekuatan-kekuatan yang anti-Pancasila dan mengoyak persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai NKRI. Dan ada upaya makar terhadap pemerintahan yang sah.

Kini Ahok telah divonis 2 tahun penjara oleh  Pengadilan Jakarta Utara. Ketua Majelis Hakim Dwiarso Budi Santiarto memutuskan bahwa Ahok terbukti bersalah melanggar pasal 156 a KUHP. Ahok terbukti secara sengaja melakukan menyinggung perasaan dan penghinaan terhadap keyakinan agama Islam. 

Semoga vonis yang telah diputuskan majelis hakim merupakan hasil dari keputusan yang seadil-adilnya. Keputusan yang berdasarkan atas pertimbangan yang menjujung keadilan, bukan keputuasn yang berdasarkan atas intervensi dan tekanan massa yang selama ini dituduhkan oleh masyarakat. Dan vonis yang telah dijatuhkan akan meneduhkan situasi yang selama ini memanas, bukan malah menimbulkan masalah-masalah baru dari kubu yang pro terhadap Ahok. 

Jika hal tersebut terjadi maka kehidupan berbangsa dan bernegara ini akan disibukan dengan masalah yang tidak subtansi. Masih banyak permasalah bangsa yang lebih penting. Seperti korupsi dan ketimpangan sosial yang makin melebar antara  kaya dan miskin. Inilah yang seharusnya menjadi perhatian seluruh anak bangsa. 

Sudahilah  membahas tentang Ahok. Marilah bersama-sama fokus menata kehidupan bangsa yang lebih baik. Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan modal penting membangun bangsa. Jika masalah Ahok terus menerus menjadi perhatian publik maka persatuan dan kesatuan bangsa akan dipertaruhkan. Pasalnya dari kedua pihak memiliki massa yang cukup loyal dan solid. Persatuan dan kesatuan lebih utama dari pada masalah Ahok.