Di Balik Kenaikan Penjualan Sepeda Saat Pandemi

Di Balik Kenaikan Penjualan Sepeda Saat Pandemi
Sumber gambar: detik.com

MONDAYREVIEW.COM - Sengsara membawa nikmat, begitulah ungkapan yang cocok menggambarkan kondisi penjual sepeda masa pandemi. Di saat banyak bisnis yang terpaksa gulung tikar dan mem-PHK karyawannya, masyarakat ramai-ramai mendatangi toko sepeda untuk digunakan saat pandemi. Para pembeli rata-rata merupakan pengguna sepeda pemula yang baru membeli sepeda saat pandemi.

Sebuah toko sepeda di Gondomanan Yogyakarta sudah diserbu calon pembeli sejak belum buka. Pemilik toko bahkan harus mengatur pengunjung agar tidak berdesak-desakan. Para pengunjung diwajibkan melewati protokol pencegahan Covid-19, yakni diukur suhu tubuhnya. Di atas 37,5 derajat celcius, tidak boleh masuk toko. Disediakan juga tempat cuci tangan untuk pengunjung.

Naiknya minat masyarakat terhadap sepeda dimulai sejak lebaran. Peningkatan minat ini semakin tinggi memasuki era new normal. Motivasi para pembeli sepeda adalah meningkatkan imunitas dan daya tahan tubuh. Virus Covid-19 membuat masyarakat lebih sadar akan kesehatan dirinya. Dalam sehari, sebuah toko bisa menjual 10-15 buah sepeda. Jenis sepeda yang paling banyak dicari adalah sepeda lipat.

Selain alasan kesehatan, ada juga yang membeli sepeda untuk mengisi waktu luang selama PSBB. Sofyan (22 tahun) mengaku membeli sepeda seharga 4,2 juta rupiah agar tidak gabut selama PSBB. "Karena kan kerjaan udah nggak ada karena ditutup semua diliburin semua. Jadi udahlah daripada gabut, jadi ya mending beraktivitas olahraga," kata warga Bandung ini, saat dihubungi detikcom, Rabu (11/6/2020).

"Ditambah emang dari dulu juga emang pengen punya sepeda, tapi baru kesampeannya sekarang-sekarang," lanjutnya.

Berbeda dengan Sofyan, Maysilla (23 Tahun) seorang karyawan swasta di Cawang membeli sepeda karena berkurangnya sarana transportasi selama masa PSBB. Kita tahu bahwa ojek online (ojol) dilarang mengangkut penumpang selama PSBB. "Beli sepeda karena waktu awal-awal PSBB kan ojek online ditiadakan sementara, transportasi ke tempat-tempat dekat yang awalnya bisa pakai ojek online doang jadi ribet kalau harus pake grab car," katanya.

Maysilla merasa lebih tenang saat bersepeda karena bisa menjaga jarak dengan orang lain. Angkutan umum seperti KRL dan busway lebih rentan penyebaran Covid-19 dibanding dengan menggunakan sepeda untuk transportasi.

Sebab lain membeli sepeda adalah “keracunan” ajakan teman. Farhan (18 tahun) mengaku membeli sepeda agar bisa bermain sepeda bersama teman-temannya.

Pandemi Covid-19 membawa banyak perubahan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan kita. Meningkatnya kebiasaan bersepeda diharapkan bisa meningkatkan imunitas masyarakat dan mengurangi polusi udara. Karenanya gerakan bersepeda perlu didukung oleh kita semua.

Tentu bagi pengguna sepeda pemula, yang baru membeli sepeda saat pandemi, perlu diperhatikan juga aspek keselamatan diri saat bersepeda. Pemerintah juga harus memfasilitasi para bikers dengan membuat jalur khusus bikers seperti yang sudah ada di beberapa jalan protokol di Jakarta.