Solusi Pangan di Tengah Covid-19, Ketua Ombudsman Malut Ajak Makan Sagu

Perlu opsi konkrit agar pangan bagi penduduk Indonesia harus terpenuhi.  Diantaranya, dengan menyiapkan opsi pangan alternatif berupa sagu untuk mengantisipasi kekurangan pasokan beras.

Solusi Pangan di Tengah Covid-19, Ketua Ombudsman Malut Ajak Makan Sagu
Ketua Ombudsman Perwakilan Maluku Utara, Sofyan Ali

MONITORDAY.COM - Ketersediaan pangan menjadi isu crusial ditengah wabah Covid-19. Perlu opsi konkrit agar pangan bagi penduduk Indonesia harus terpenuhi.  Diantaranya, dengan menyiapkan opsi pangan alternatif berupa sagu untuk mengantisipasi kekurangan pasokan beras.

Direktur Utama Bulog Budi Waseso dalam raat dengan Komisi IV DPR bebrapa waktu lalu mengatakan saat ini bila kebutuhan beras dalam negeri tidak mencukupi, maka sulit mengandalkan impor karena adanya persoalan produksi di negara asal impor beras.

" Kita tidak bisa pungkiri negara seperti Vietnam dan Thailand sudah tidak lagi melakukan ekspor sebanyak dulu. Dengan demikian,  Bulog akan memaksimalkan penyerapan beras dalam negeri dan mencari alternatif pangan lainnya," ujarnya kepada awak media belum lama ini.

Ketua Ombudsman Perwakilan Maluku Utara, Sofyan Ali kepada monitorday.com, minggu (26/4/2020) mengapresiasi langkah bulog.  Mengingat Maluku, khususnya di Maluku Utara memiliki sagu yang melimpah.

"Masyarakat Indonesia Timur biasanya mengolah sagu menjadi beberapa jenis makanan seperti papeda dan cemilan sagu bakar. Makanan-makanan ini kemudian menjadi identitas bagi masyarakat Indonesia Timur," tuturnya.

Papeda misalnya, telah menjadi makanan khas bagi warga Maluku Utara. Makanan ini biasanya sering dijumpai disetiap rumah warga Malut. Diketahui, papepa memiliki kualitas dan protein yang tinggi.

" Menu Papeda tumang, ikan bakar dan dabu-dabu manta (sambel yang terdiri dari tomat, bawang dan cabai mentah yang diracik dengan garam dan minyak), sagu lempe, pisang rebus adalah pemandangan umum yang selalu tersaji di meja makan warga Maluku Utara," ungkapnya.

Lebih lanjut, Sagu kata Sofyan, makanan ini adalah solusi pangan ditengah covid-19. Ia menyebutkan papeda tumang dan sagu lempe adalah  jenis makanan yang kaya akan nutrisi, menyehatkan tubuh. Sagu memiliki kadar karbohidrat cukup tinggi, rendah gula dan lemak sehingga cocok bagi penderita diabetes. 

Dilansir dari Healthline, karbohidrat dalam sagu mencapai 83 gram dibandingkan kandungan lemak dan protein yang kurang dari 1 gram. Dengan kandungan nutrisi yang baik, maka mengonsumsi sagu memiliki beberapa manfaat kesehatan.

" Apa saja manfaatnya, Mengandung antioksidan, Mengurangi risiko penyakit jantung, Meningkatkan kinerja tubuh saat olahraga, Baik untuk pertumbuhan anak dan sebagai Prebiotik," jelasnya. 

Menurut Dia, dengan menggalakkan Hari Makan Sagu, ini menjadi stimulus meningkatkan konsumsi sagu. Selain pendapatan masyarakat bisa meningkat, melalui makan sagu, gizi masyarakat juga bertambah baik.

“ Ditengah kondisi stock beras yg terbatas ini perlu kita galakkan kembali konsumsi lokal berupa sagu, ini juga bagian dari upaya mengangkat kearifan lokal,” pungkasnya.