Disebut Terima Duit e-KTP, Puan dan Pramono Dinilai Akan Jadi Beban Politik PDIP

Terdakwa korupsi e-KTP Setya Novanto menyebut ada uang hasil korupsi yang mengalir kepada dua politisi PDI Perjuangan, yakni Puan Maharani dan Pramono Anung.

Disebut Terima Duit e-KTP, Puan dan Pramono Dinilai Akan Jadi Beban Politik PDIP
Maksimus Ramses Lalongkoe. (ist)

MONITORDAY.COM - Pengamat Politik Maksimus Ramses Lalongkoe mengatakan Puan Maharani dan Pramono Anung cukup 'seksi' diperbincangkan terkait pengakuan Setya Novanto dalam kasus korupsi e-KTP. Hal itu lantaran keduanya masih menjabat sebagai menteri dan termasuk orang dekat lingkaran Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri.

"Puan dan Pramono kan masih menjabat menteri dan keduanya kategori lingkaran orang dekat ibu Mega sehingga menjadi seksi diperbincangkan secara politik," ujarnya di Jakarta, Sabtu (24/3/2018).

Ia lantas menilai penyebutan nama Puan dan Pramono akan menjadi beban Politik PDIP. "Sebut nama Puan dan Pramono itu jadi beban politik bagi PDIP. Apalagi Novanto sebut di ruang pengadilan," imbuhnya.

Ramses yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini meyakini ke depan jika KPK tidak menelusuri dan tidak memberikan keterangan khusus terhadap pengakuan mantan Ketua Umum Golkar itu, maka penyebutan nama ini akan menjadi makanan empuk bagi lawan politik.

"Kalau nanti KPK tidak telusuri pengakuan Novanto apalagi tidak memberi penjelasan apakah mereka terlibat atau tidak maka ke depannya jadi bahan empuk bagi lawan politik. Hal ini bisa pengaruh terhadap elektabilitas PDIP dan bisa saja nasibnya sama seperti yang dialami Demokrat pada pemilu 2014 lalu," pungkasnya.

Untuk diketahui, terdakwa korupsi e-KTP Setya Novanto menyebut ada uang hasil korupsi yang mengalir kepada dua politisi PDI Perjuangan, yakni Puan Maharani dan Pramono Anung dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (22/3/2018). Keduanya disebut-sebut mendapatkan masing-masing 500.000 dollar Amerika Serikat.

[Yst]