Solidaritas Sosial dan Inisiatif Nyata Masyarakat Hadapi Wabah

Tentu saja peran masyarakat dengan modal sosial yang dimiliki kian terasa sangat dibutuhkan. Gotong-royong di atas prinsip kemanusiaan dan persatuan bangsa menjadi suluh di tengah ancaman global pandemi virus corona. Prinsip-prinsip yang termuat dalam Pancasila dan melandasi kebersamaan dalam bermasyarakat dan bernegara.

Solidaritas Sosial dan Inisiatif Nyata Masyarakat Hadapi Wabah
Relawan Medis dan Perawat/UPH

MONITORDAY.COM – Peran Pemerintah sangat penting dalam perjuangan menghadapi wabah virus corona. Kebijakan yang jelas dan terukur, kepemimpinan yang kuat dan inspiratif, serta birokrasi yang responsif diperlukan dalam situasi luar biasa. Tentu tidak mudah mengingat setiap kebijakan akan memiliki dampak yang besar bagi rakyat.

Kita semua berkejaran dengan waktu. Pemimpin dan rakyat harus bersatu. Banyak kalangan masyarakat yang cepat bergerak dalam merespon wabah ini dengan program yang efektif.

Tentu saja peran masyarakat dengan modal sosial yang dimiliki kian terasa sangat dibutuhkan. Gotong-royong di atas prinsip kemanusiaan dan persatuan bangsa menjadi suluh di tengah ancaman global pandemi virus corona. Prinsip-prinsip yang termuat dalam Pancasila dan melandasi kebersamaan dalam bermasyarakat dan bernegara.

Kita melihat munculnya semangat kemanusiaan yang luar biasa dalam perjuangan melawan wabah. Perjuangan semesta yang memberi ruang bahkan menuntut setiap individu untuk berperan sekuat dan sebesar mungkin. Tidak hanya menyelamatkan diri, keluarga, tetangga, dan kolega namun juga menyelamatkan kehidupan manusia di bumi.

Di antara upaya tersebut kita melihat beberapa peran masyarakat yang perlu diapresiasi sekaligus diperkuat dan digemakan. Monitorday.com merangkum berbagai inisiatif masyarakat yang layak diapresiasi, antara lain :  

Pertama, cukup banyak relawan yang telah mendaftarkan diri untuk terjun dalam membantu penanganan wabah Covid-19. Di samping yang terdaftar di BNPB ada lebih banyak lagi relawan yang bahu-membahu di tingkat akar-rumput. Keberadaan para relawan ini menunjukkan kekuatan bersama untuk tegak menghadapi gelombang pandemi.

Kedua, penggalangan donasi untuk kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD). Tenaga kesehatan yang berada di garis depan penanganan wabah membutuhkan perlindungan maksimal. Pengorbanan para dokter dan perawat yang telah gugur dalam tugas menangani wabah ini membuka mata publik untuk mengupayakan pengadaan dan distribusi baju hazmat, masker N95 dan masker bedah, face shield (pelindung muka), dan sebagainya.

Dibutuhkan database kebutuhan dan sumber pengadaan barang yang terintegrasi secara nasional agar inisiatif-inisiatif ini berjalan optimal.

Ketiga, patungan ‘paket sembako’ untuk warga terdampak. Banyaknya pekerja informaal yang bersandar dari upah harian di Indonesia menjadi salah satu titik krusial kala pembatasan sosial terjadi. Bagi kalangan ini kelaparan lebih menakutkan daripada wabah penyakit. Banyak fihak mulai dari komunitas alumni sekolah atau perguruan tinggi, kelompok pengajian, komunitas gereja, dan banyak kelompok masyarakat lainnya yang telah bergerak mengupayakan bantuan sembako bagi mereka yang terdampak.

Upaya ini bisa dioptimalkan terutama dengan memperkuat database berbasis data kependudukan atau wilayah tempat tinggal.    

Keempat, gotong-royong fasilitas cuci tangan dengan sabun, disinfektasi, dan hand-sanitizer. Ada desa atau kampung yang membuat wastafel di setiap rumah. Ada juga pengadaan bilik disinfektan, penyemprotan fasilitas umum termasuk tempat ibadah, dan pengadaan hand-sanitizer.  

Kelima, kampanye tinggal di rumah termasuk dengan mengadakan konser amal daring. Kampanye untuk pembatasan sosial dengan tinggal di rumah dan menjaga jarak sangat penting dalam menekan penyebaran wabah. Dunia hiburan termasuk yang terpukul oleh batalnya pertunjukan luring. Namun kesadaran bahwa wabah ini memang memerlukan upaya menghindari kerumunan maka para seniman juga mengambil peran dengan mengadakan konser daring. Hasilnya sebagian besar disumbangkan untuk upaya melawan pandemi Covid-19.

Keenam, upaya kalangan ilmuwan untuk memproduksi ventilator dan peralatan medis lainnya. Hal ini memperlihatkan bahwa tak hanya tenaga kesehatan yang berada di garis depan, para ilmuwan pun tergerak untuk menyumbangkan ilmu dan keahliannya untuk membuat peralatan medis yang tergolong murah dan memungkinkan untuk diproduksi. Salah satunya adalah ventilator yang diperlukan untuk membantu para pasien yang mengalami sesak nafas bahkan gagal nafas.