Algoritma Qur'ani dalam Lagu Aisyah Istri Rasulullah

Selain menjaga kewaspadaan dan menjalankan protokal kesehatan, kita juga perlu move on di tengah pandemi covid 19.

Algoritma Qur'ani dalam Lagu Aisyah Istri Rasulullah
Ilustrasi foto/Net

SELAIN soal pandemi corona yang tak kunjung usai, salah satu tema obrolan hangat yang diperbincangkan banyak orang saat ini adalah viralnya lagu ‘Aisyah Istri Rasulullah’.

Lagu ini pertama kali saya dengar ketika menemani anak-anak belajar dari rumah. Musiknya enak didengar, bahasanya kekinian, sementara liriknya sangat menyentuh hati.

Untuk mengobati rasa penasaran, saya pun membuka situs web berbagi video, youtube dan mulai mencari lagu tersebut. Dan klick, lagu ‘Aisyah Istri Rasulullah’ memang tengah trending saat ini. Lagu ini telah dicover puluhan kali dan ditonton puluhan juta orang.

Jika dilihat dari jumlah viewernya, maka cover lagu dari Syakir Daulay, Nisa Sabyan dan Anisa Rahman menempati urutan teratas, dan ditonton 40-an juta pasang mata.

Soal siapa yang paling viral atau popular tentu bukan fokus saya. Karena itu sudah direview dengan sangat baik oleh para musisi kenamaan seperti Erdian Aji Prihartanto atau Anji di chanel youtubenya.

Apalagi soal jumlah viewer ini kita pun sama-sama tahu, itu bisa ditentukan dari cara kerja algoritma media sosial atau pun treatment digital apa yang diberikan untuk menaikan hits video-video tersebut. Bisa jadi karena faktor engagement atau meta datanya.

Bukankah faktor engagement dan metadata itu pun bisa kita upayakan dengan meningkatkan belanja ads di kanal-kanal digital untuk meningkatkan jumlah viewer atau bahkan cuan yang menjanjikan?

Itu sah-sah saja, selama upaya yang dilakukan memberi dampak sosial yang nyata. Yang penting, jangan sampai saat ekonomi digital bertabur pesona, kita rajin menyiarkan tingkat valuasi setinggi langit, tapi ketika situasi tengah sulit tiarap dan mendadak ‘pelit’.

Innamal a’malu binniat, amal perbuatan itu memang bergantung niatnya. Jika sejak awal diniatkan untuk keuntungan pribadi, maka manfaatnya pun terpasung untuk diri sendiri saja. Sebaliknya, jika sedari awal diniatkan tak hanya untuk pribadi semata namun untuk kemaslahatan orang banyak, maka akan lapanglah rezeki dan luaslah manfaatnya.

Yang justeru lebih menarik adalah kreatifitas ini muncul di tengah pandemi covid 19. Ini yang mesti kita beri apresiasi setinggi-tingginya, terutama kepada pengcover di gugus terdepan.

Betul bahwa pandemi corona menuntut kita untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Tapi sampai kapan, hampir bisa dikatakan tak ada yang tahu.

Kita tak bisa hanya berdiam diri, dan terus bekerja dari rumah. Apalagi, tidak semua orang bisa bekerja dari rumah, Kita perlu move on, dan menyadari pentingnya berdamai dengan perubahan.

Pandemi covid 19 memaksa kita untuk mengubah model hidup secara revolusioner. Mulai dari bagaimana cara kita hidup, bekerja atau bahkan beribadah. Semua harus lebih efektif, bahwa di tengah keterbatasan kita bisa melahirkan manfaat dan kemaslahatan tiada batas.

Viralnya lagu ‘Aisyah Isteri Rasulullah’ juga sejatinya tak sekadar memberitahu kita soal ciri fisik sosok Sayyidah Aisyah, namun juga kemuliaan sifat dan kecerdasannya.

Selain disebut memiliki paras yang cantik nan rupawan, Sayyidah Aisyah juga dikenal sebagai perempuan yang cerdas luar biasa. Ada ribuan hadist yang lahir dari jalur periwayatannya.

Hebatnya, hampir semua hadis yang diriwayatkannya begitu detail ketika menjelaskan sesuatu. Siti Aisyah adalah dokumenter sejati, kita semua berutang jasa kepadanya.

Jika ibu dari segala obat adalah sedikit makan dan ibu dari segala cita-cita adalah sabar, maka ibu dari segala ibu adalah Sayyidah Aisyah. Karena itu dia disebut ummahatul mukminin.

Viralnya lagu ‘Aisyah Isteri Rasulullah’ adalah pesan bahwa bukan algoritma pemrograman atau media sosial (ilmu pengetahuan) semata yang sejatinya menuntun kita untuk keluar dari situasi sulit saat ini namun juga algoritma qur’ani.

Karena sejatinya, Allah senantiasa memberikan jalan keluar atas segala masalah yang tengah kita hadapi. Seperti yang telah diungkapkan dalam al-Qur’an, jika ingin jalan keluar dan kemudahan dalam masalah-masalah kita, maka sudah seharusnya kita bertakwa kepadanya (Q.S. Ath-Thalaq [65]: ayat 2).

Secara khusus, Sayyidah Aisyah meriwayatkan sebuah hadis yang menuntun kita ketika menghadapi wabah penyakit seperti saat ini. “Jika terjadi suatu wabah penyakit, ada orang yang menetap di negerinya, ia bersabar, hanya berharap balasan dari Allah. Ia yakin bahwa tidak ada peristiwa yang terjadi kecuali sudah ditetapkan Allah. Maka ia mendapat balasan seperti mati syahid".