Soal Relaksasi PSBB, DPR Minta Pemerintah Kaji Secara Mendalam

Relaksasi penerapan PSBB harus dikaji secara matang, dengan beberapa pertimbangan strategis.

Soal Relaksasi PSBB, DPR Minta Pemerintah Kaji Secara Mendalam
Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Muchamad Nabil Haroen/ Net

MONITORDAY. COM - Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Muchamad Nabil Haroen menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD yang mengatakan pemerintah tengah memikirkan adanya relaksasi PSBB sebagai tanggapan atas keluhan masyarakat yang tidak dapat melakukan aktivitas dengan bebas saat pemberlakukan PSBB.

Menurut Nabil, pemerintah perlu mengkaji secara mendalam terkait wacana untuk melakukan relaksasi atau pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Relaksasi penerapan PSBB harus dikaji secara matang, dengan beberapa pertimbangan strategis," kata Nabil dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (04/05/2020). 

Selain itu, Nabil menilai pemerintah harus memeperhatikan kembali tujuan awal pelaksanaan kebijakan PSBB, yaitu untuk melindungi nyawa, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat di tengah pandemi virus Corona (Covid-19).

Lebih lanjut, Nabil mengatakan dengan adanya penerapan PSBB di sejumlah wilayah membuat sektor perekonomian menurun, sehingga berdampak pada sirkulasi keuangan dan pendapatan warga.

Terkait muncul pula isu-isu mengenai ketahanan pangan dan penanganan medis di tengah pandemi Covid-19. Nabil mengatakan permasalahan tersebut yang seharusnya menjadi fokus perhatian pemerintah saat ini.

"Ini yang harus dikaji, bagaimana mengelola ketahanan pangan, pendapatan warga, sekaligus penanganan medis," ucapnya.

Kemudian, jika relaksasi PSBB tetap diberlakukan ia meminta pemerintah untuk menerapkan aturan ketat terkait pembatasan jarak dan kewajiban penggunaan masker.

Sementara, Nabil juga mengimbau masyarakat agar tetap mengutamakan kesehatan selama masa pemberlakuan relaksasi PSBB.

"Jadi, warga harus diberitahu bahwa kita berada dalam kehidupan dengan pola baru, dengan mengutamakan kesehatan," tambahnya.

Selanjutnya, Nabil juga menyoroti tentang mulai banyaknya teori-teori konspirasi yang muncul terkait wabah Covid-19, seperti tudingan bahwa virus corona berasal dari China, Amerika Serikat, Bahkan Yahudi. Menurutnya, penyebaran teori konspirasi semacam itu harus segera dihentikan agar masyarakat tidak terprovokasi.

"Ini harus dihentikan, dan masyarakat jangan sampai terprovokasi. Kita perlu hidup dengan pola komunikasi yang sehat," pungkasnya.