Kepolisian Diminta Transparan Ungkap Penangkapan Anggota MCA

Kepolisian jangan sampai menimbulkan persepsi baru bahwa rentetan peristiwa yang terjadi di masyarakat saat ini merupakan kabar bohong, khususnya kasus penganiayaan ulama dan tokoh pemuka agama.

Kepolisian Diminta Transparan Ungkap Penangkapan Anggota MCA
Ilustrasi

MONITORDAY.COM – Pengamat Media Kanet Indonesia Yons Achmad meminta kepolisian bertindak transparan dalam mengungkap kasus penangkapan administrator grup Facebook Moeslim Cyber Army (MCA). Kepolisian diminta merinci konten apa saja yang dikategorikan hoaks dan ujaran kebencian.

“Ujaran kebenciannya seperti apa, hoaksnya seperti apa. Kepolisian harus tegaskan itu ke publik,” uajr Yons saat dihubungi Monitorday.com, Kamis (1/3/2018).

Menurutnya, kepolisian jangan sampai menimbulkan persepsi baru bahwa rentetan peristiwa yang terjadi di masyarakat saat ini merupakan kabar bohong, khususnya kasus penganiayaan ulama dan tokoh pemuka agama.

Kemudian, ia juga mendorong pelaku media dapat menyuguhkan fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan, tidak hanya dari sumber-sumber  kepolisian. Menurutnya, media memiliki andil besar agar publik dapat menilai secara obyektif sebuah kebenaran dari suatu peristiwa.

“Bagi anggota grup Whatsapp  dan Facebook tertentu harus waspada. Jangan terpancing isu-isu atau jebakan hoaks. Juga waspada terhadap "penyusup" sebab oknum ini bisa jadi pelapor ke polisi,” imbuhnya.

Mabes Polri menyatakan, telah menangkap enam administrator grup The Family Muslim Cyber Army yang diduga menyebarkan hoaks dan provokasi bernuansa SARA. Hal ini diungkapkan dalam keterangan pers Ditsiber Bareskrim Polri di gedung Bareskrim, Cideng, Jakarta Pusat, Rabu (28/2).

Menurut penjelasan polisi, mereka bertugas melakukan report terhadap akun yang dianggap menjadi lawan atas isu mereka, melakukan take down, serta menyebarkan virus agar kelompok lawan perangkatnya tidak bisa beroperasi.

[SA/San]