Seni Tradisi Menembus Dunia

SMKN 1 Kasihan memfokuskan diri pada pengembangan seni tradisi. Berkat 'kecintaan' bisa meraih prestasi.

Seni Tradisi Menembus Dunia
Anter Asmorotedjo, lulusan SMKN I Kasihan Tahun 1999.

MONDAYREVIEW - Dari Tradisi Menuju Prestasi, begitulah moto Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Tak salah, jika sekolah ini memiliki moto ini, karena telah menghasilkan banyak seniman ternama.  Dari sekolah, yang dulu bernama Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), lahirlah seniman tari Martinus Miroto,  Dalang Ki Seno Nugroho, dan artis Soimah, yang kini sudah jadi selebriti papan atas.

Untuk menghadapi tantangan zaman, SMKN I Kasihan Bantul, berusaha meningkatan kemampuan SDM melalui pendidikan formal 3 tahun, yang menghasilkan tenaga kerja tingkat madya dalam bidang seni pertunjukan. “fokus kami pada pelestarian dan pengembangan budaya serta peningkatan sumber daya mandiri, berkualitas, kreatif dan profesional, “ ujar Drs. Sunardi M.Pd., Kepala SMKN I Kasihan.

SMKN I Kasihan berusaha memoles dirinya, tidak hanya dikenal sebagai sekolah yang menjaga warisan tradisi, juga ingin berkembang menjadi sekolah yang dikenal secara internasional. Sebagai sekolah karawitan, SMKN I Kasihan berkali-kali diundang ke luar negeri, untuk mengikuti worskhop sekaligus berbagi ilmu karawitan khas yogyakarta.

SMKN I Kasihan merupakan lembaga pendidikan formal setingkat SLTA yang termasuk dalam kelompok seni dan kriya untuk bidang keahlian seni pertunjukan, dengan fokus pada Seni Karawitan, Seni Tari, Seni Pedalangan dan Seni Teater.  Sekolah ini diuntungkan, karena berada di kawasan Yogyakarta, yang masyarakatnya sangat menghargai budaya dan tradisi, sehingga siswa sekolah sering pentas dalam event-event budaya lokal, mulai dari hajatan kampung sampai tingkat daerah. “Kalau keterserapan di dunia kerja, anak-anak kami sudah terbiasa sejak masih sekolah,” ungkap Sunardi

Beberapa lulusan yang telah berkarir di dunia seni, juga ikut menjadi duta untuk memperkenalkan SMKN 1 Kasihan, seperti yang telah dibuktikan oleh Anter Asmorotedjo.  Anter lulusan SMKN I Kasihan Tahun 1999, telah sukses berkarir di dunia seni, dan ikut mengharumkan nama almamaternya. Ia sangat dikenal di dunia tari tradisi. Setelah lulus dari SMKN I Kasihan,  Anter melanjutkan pendidikannya ke Institut Seni Indonesia, jurusan tari dengan spesialisasi Kareografi Tari Tradisional.

Berbagai karya tarinya sudah dipertunjukan Anter baik di dalam negeri maupun luar negeri. Awal Februari 2018 lalu, Anter ikut dalam delegasi kesenian Yogyakarta dalam event pembukaan Pyeongchang Winter Olympic Games. Dalam festival kesenian yang diadakan pada 8-1 Februari 2018, di kota Gangneun Provinsi Gangwon, Korea Selatan, tim kesenian dari Yogyakarta, menampilkan Tari Arjuna Wirajaya yang disutradari oleh Anter. Tarian ini terinpirasi dari tokoh Arjuna dalam epos Mahabharata. Dalam filosofi Jawa, Arjuna digambarkan sebagai manusia yang yang berilmu tingi, gemar bertapa dan berguru pada siapa pun. Tarian ini  berpijak pada tari tradisi dan pewayangan, yang dikombinasikan dengan tarian modern yang dinamis dan atraktif.

Pada awal tahun lalu,  Anter bersama para penari lainnya, pernah membuat performance atraktif, menari selama 24 jam, dalam even tahunan Solo untuk memperingati Hari Tari dunia 2017.  Dalam acara itu, para seniman tari menari sehari penuh, dimulai dari pukul 06.00 WIB, pada tanggal 29 april 2017, dan berakhir pada waktu yang sama pada esoknya, tanggal 30 April 2017. Dalam tarian non stop itu, para penari bergiliran membawakan karya mereka. Sedangkan, Anter Asmorotedjo membawakan tiga karya tari, Semelah, Pawenang Ing Palagan dan Ramadaya Pati.

Anter sendiri merupakan penari senior asal Yogyakarta yang telah memilik ratusan karya baik sebagai penari maupun koreografer.  Ia pernah menerima grant dari Asian Cultural Council untuk berpartisipasi dalam American Dance Festival di Durham, North Carolina, Amerika Serikat. Anter tidak mau melenggang sukses sendirian. Ia merekrut banyak penari untuk bergabung dalam komunitasnya, yang disebut Anterdans. “saya ingin berbagi ilmu dan pengalamannya, ternyata apa pun kalau digeluti secara serius bakal sukses dan berprestasi,” kata Anter yang sering berkolaborasi dengan Sutradara ternama Garin Nugroho ini.

Menurut Anter, melanjutkan pendidikan ke dunia seni kalau tidak dilandasi minat dan dijalani dengan kerja keras tidak akan membuahkan hasil. Karena, persaiangan di dunia seni sangat ketat. Meski demikian, ruang untuk berekspreasi pun banyak. Ada juga orang yang berbakat, namun tidak banyak bergaul dan tidak memiliki jaringan di dunia seni, akan menghadapi banyak kendala. Karena itulah, Anter memfasilitasinya dnegan mendirikan komunitas tari “Anterdans”.

Sejak duduk di SMKN I Kasihan, Anter kerap mendapatkan order untuk ikut pertunjukan sebagai penari. “sebelum terkenal, kita memulainya dari bawah, ikut event kecil-kecilan, nanti lama-kelamaan akan dikenal,” ujar Anter yang saat ini berbakti ke almamater, SMKN I Kasihan, sebagai guru tamu.

Tari tradisional begitu memikat Anter, yang mulai digelutinya sejak di SMKN I Kasihan, karena itu semua karya tari yang diciptakannya berpijak pada tradisi. “saya ingin mengembangkan tradisi, meskipun saya sering memasukan unsur tarian modern,” jelas Anter. Karena itulah, Anter pernah berkali-kali tampil di TV nasional, dan selalu memasukan unsur tradisional dalam kareografi tarian modernnya sebagai wujud cinta terhadap kekayaan budaya nasional.

Inilah salah satu bukti kecintaan terhadap seni. Jika dijalani dengan optimal, bisa menghasilkan prestasi yang membanggakan.

[Mrf]