Menakar Efektifitas PSBB Jilid 2
Kasus infeksi virus corona di wilayah DKI Jakarta disebut menurun sejak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pengetatan pada 14-27 September 2020.

MONDAYREVIEW.COM – PSBB Jilid 2 sempat membuat heboh dengan adanya isu mengenai PSBB total. Ternyata isu tersebut tidak benar. Yang benar adalah bahwa PSBB tidak pernah benar-benar dihentikan, hanya diubah menjadi PSBB transisi dan terus diperpanjang. PSBB Jilid 2 juga tidak seketat PSBB Jilid 1, walaupun lebih ketat dibanding PSBB transisi. Mall dan pasar masih boleh buka, hanya saja tidak makan di tempat, harus dibawa pulang. Kantor diimbau untuk WFH walaupun masih diizinkan ada yang masuk sebagiannya. Yang berbeda adalah lebih banyaknya razia yang dilakukan aparat perihal penggunaan masker. Hal ini menyebabkan banyaknya denda yang terkumpul dan masyarakat yang dihukum karena tidak memakai masker.
Kasus infeksi virus corona di wilayah DKI Jakarta disebut menurun sejak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pengetatan pada 14-27 September 2020. Penurunan itu bisa terlihat dari sejumlah hal, misalnya angka kasus aktif yang tercatat sejak sebelum dan setelah dilakukan PSBB terpantau turun sebesar 37 persen. Dari data yang disampaikan Pemprov DKI Jakarta melalui akun Instagram @dki.jakarta, terjadi peningkatan kasus aktif pada 30 Agustus-11 September 2020 (12 hari). Ada penambahakan 3.864 kasus dari sebelumnya 7.960 menjadi 11.824 kasus aktif. Artinya, ada peningkatan sebesar 49 persen. Sementara, sejak diterapkannya PSBB pengetatan pada 11-23 September 2020 (12 hari), penambahan kasus aktif sebesar 12 persen, dari 11.824 menjadi 13.227 kasus.
Selain penurunan kasus aktif, peningkatan kasus kesembuhan juga terpantau meski belum signifikan. Pada periode sebelum PSBB di angka 30 persen, setelah PSBB menjadi 32 persen. Hal yang sama juga disampaikan oleh pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riyono. Pandu mengungkapkan, merujuk data Fakultas Kesehatan Masyarakat UI soal grafik onset dan Rt Covid-19 di Jakarta, terjadi penurunan. Pelandaian pertambahan kasus harian sejak pengetatan PSBB tampak pada grafik kasus onset (disesuaikan dengan tanggal penularan) dan juga pada nilai Rt. Pada awal September, nilai Rt Jakarta adalah 1,14 dan saat ini berkurang menjadi 1,10," ]demikian tertulis dalam hasil analisis pandemi Covid-19 di Jakarta dari FKMUI tersebut. Meski sudah turun di angka 1,10, Rt ini masih harus terus ditekan di bawah 1.
Dari data tersebut, kita bisa mengetahui bahwa PSBB mempunyai dampak positif bagi penurunan covid-19. Hal ini memang agak terlambat, seharusnya sejak awal PSBB dilakukan sampai kurva menurun, baru dilakukan new normal. Namun semua sudah terlambat, dan tidak bisa kita kembali ke masa lalu. Di tengah kurva yang terus menanjak, PSBB diperketat merupakan solusi yang mudah-mudahan bisa mengatasi covid-19. Keuntungan PSBB diperketat yang diterapkan pemerintah adalah tidak sepenuhnya mematikan perekonomian, namun tidak seperti new normal yang seolah menormalkan kembali perekonomian. PSBB diperketat perlu diperluas tidak hanya di DKI Jakarta, melainkan daerah lain juga agar penurunan positif covid-19 semakin merata.