Sebar Hoax di Medsos, Alumni Ciputat Bersatu Minta Andi Arief dan Tengku Zulkarnaen Ditangkap

Harapan masyarakat di tahun baru tahun 2019 akan berakhirnya penyebaran hoax ternyata tidak terjadi. Justru, mendekati Pilpres di April mendatang, penyebaran hoax semakin massif dan terencana.

Sebar Hoax di Medsos, Alumni Ciputat Bersatu Minta Andi Arief dan Tengku Zulkarnaen Ditangkap
Andi Arief/net

MONITORDAY.COM - Harapan masyarakat di tahun baru tahun 2019 akan berakhirnya penyebaran hoax ternyata tidak terjadi. Justru, mendekati Pilpres di April mendatang, penyebaran hoax semakin massif dan terencana.

Bukan hanya disebarkan akun dan website abal-abal di sosial media, kali ini justru sejumlah tokoh ikut mengendorse penyebaran hoax tersebut.

Yang terbaru dilakukan politikus Partai Demokrat Andi Arief dan seorang tokoh agama Tengku Zulkarnaen. Keduanya, notabene pendukung capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Cuitan Andi Arief:

"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya. Karena ini kabar sudah beredar."

Cuitan Tengku Zulkarnaen:

"Nampaknya pemilu sudah dirancang untk curang? Kalau ngebet apa tidak sebaiknya buat surat permohonan agar capres yang lain mengundurkan diri saja? Siapa tahu mau."

Postingan keduanya, membuat masyarakat resah dan gusar, karena menuding penyelenggara pemilu tidak berbuat jujur dan adil. Tentu saja, ini meresahkan banyak pihak.

Irfan Fahmi, eks aktivis 1998, Forum Kota UIN menilai apa yang dilakukan Andi Arief dan Tengku Zulkarnaen sangat terencana dan sistematis. Pasalnya, setelah diposting, isu yang diembuskan Andi Arief dan Tengku Zulkarnaen langsung disebarkan secara massif oleh buzzer salah satu capres-cawapres, serta website abal-abal, yang biasa menyebarkan hoax.

"Ini tidak mungkin asal ucap. Ini upaya sistematis. Apa yang memantik api, ada yang menebar jerami, sehingga semua mudah dibakar. Ini diduga terencana dan sistematis," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jum'at (4/1/2019).

Senada dengan Irfan, Ramadhan Isa, eks aktivis '98, Famred menilai apa yang dilakukan Andi Arif dan Tengku Zulkarnaen sangat berbahaya bagi proses demokrasi di Indonesia.

"Menuduh, memfitnah penyelenggara pemilu yang merupakan proses demokrasi, dampaknya sangat berbahaya bagi Demokrasi di Indonesia. Hingga saat ini, kami semua percaya dengan KPU dan Bawaslu dalam menyelenggarakan pemilu. Tapi ada upaya untuk mendelegitimasi kerja keras demokrasi, mereka musuh demokrasi dan harus dilawan" tegas Isa.

Alumni Ciputat Bersatu, bersepakat bahwa apa yang dilakukan Andi Arief dan Tengku Zulkarnaen adalah hal yang serius dan tidak bisa diabaikan dan dibiarkan begitu saja. Jika didiamkan, maka seribu Andi Arief dan Tengku Zulkarnaen akan muncul dan menyebarkan hal serupa, bahkan lebih buruk.

"Jika itu terjadi, maka Demokrasi Indonesia tengah berada di dalam ancaman," tandasnya.

Berikut tuntutan Alumni Ciputat Bersatu hadapi maraknya berita hoax jelang Pemilu 2019:

1. Tangkap Andi Arief dan Tengku Zulkarnaen. Mereka harus mempertanggung jawabkan perbuatan mereka dalam memfitnah dan menyebarkan hoax.

2. Usut tuntas siapa saja yang ikut menyebarkan informasi hoax tersebut. Ditengarai, mereka adalah pihak-pihak yang ingin merusak demokrasi di negeri ini.

3. Kepada pasangan capres-cawapres, stop menyebarkan hoax. Pilpres adalah kontestasi politik biasa dan rutin, jangan dijadikan ajang untuk merusak toleransi, keberagaman, dan demokrasi di Indonesia.

4. Menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia, khususnya Alumni Ciputat, untuk tidak terpengaruh dengan isu-isu hoax tersebut. Dipahami bahwa menjelang pencoblosan pemilu & pilpres akan banyak hoax diproduksi dan disebarkan untuk mengadu domba anak bangsa.

5. Tolak dan lawan hoax demi Indonesia yang rukun, tentram dan sejahtera.