Terkuaknya Tiga Berita Hoaks, Jubir PSI: Ini Bukti Kubu Sebelah Semakin Putus Asa
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyebutkan bahwa kubu pasangan Capres - Cawapres nomor urut 02 semakin menunjukkan tingkat keputusasaannya (desperate).

MONITORDAY.COM - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyebutkan bahwa kubu pasangan Capres - Cawapres nomor urut 02 semakin menunjukkan tingkat keputusasaannya (desperate). Hal ini terlihat sedikitnya dalam minggu pertama 2019 ini ada tiga berita bohong yang berasal dari kubu Prabowo - Sandi.
"Kami betul-betul tidak menyangka kubu sebelah se-intens ini menggunakan hoaks. Di hari ke tiga tahun 2019, kubu mereka sudah menelurkan tiga hoaks, yakni tentang selang darah RSCM dipakai 40 kali, Tol Cipali dibangun tanpa utang dan tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos," kata juru bicara DPP Dedek Prayudi dalam siaran persnya, Jum'at (4/1/2019).
Pria yang biasa disapa Uki ini menilai kencangnya berita bohong dari kubu pasangan 02 tersebut dikarenakan minimnya gagasan program pembangunan yang dimiliki oleh tim kampanye Capres dan Cawapres Prabowo - Sandiaga.
"Miskinnya gagasan program pembangunan dan semakin 'desperate' nya kubu mereka, tapi begitu ambisiusnya Pak Prabowo kami duga telah memaksa mereka menggunakan berbagai cara untuk memenangkan kontestasi Pilpres 2019," ungkapnya.
Terkait dengan berita bohong yang disertai tuduhan, baik itu secara eksplisit maupun implisit, salah satu tokoh influencer tim kampanye nasional (TKN) Jokowi - KH.Ma'ruf Amin ini menambahkan upaya semacam itu tidak tepat dan layak dalam berdemokrasi.
"Jelas ini tidak bagus untuk sistem demokrasi, dimana bisa mengarahkan peradaban demokrasi kita menjadi demokrasi yang penuh kebohongan dan merupakan akar dari pecah belah," tegasnya.
Sebagaimana hal serupa pernah dilakukan oleh penjajah Belanda hingga ISIS dalam memecah keutuhan suatu bangsa, imbuhnya
Baginya, tidak ada kata lain bahwa hoaks itu harus dilawan dan tidak boleh dibiarkan. Karena hoaks yang tidak bersumber fakta dan data bisa menjadi senjata yang sangat berbahaya dan merusak dalam alam demokrasi.
"Kandidat politik yang bermain dengan hoaks tidak ubahnya penipu dan penghasut bagi bangsanya sendiri. Hoaks sangat berbahaya dalam peradaban berdemokrasi," pungkasnya.