Sama-sama Berbuat Salah, Kenapa Hukuman Nabi Adam dan Iblis Berbeda?

Sama-sama Berbuat Salah, Kenapa Hukuman Nabi Adam dan Iblis Berbeda?
Sumber gambar: LPM Al Millah

MONITORDAY.COM - Iblis dan Adam sama-sama berbuat salah. Kesalahan Iblis adalah tidak mentaati perintah Allah SWT untuk bersujud kepada Nabi Adam. Sedangkan kesalahan Adam adalah melanggar perintah Allah SWT untuk tidak memakan buah Khuldi. 

Keduanya dihukum oleh Allah SWT. Iblis dihukum untuk menjadi penghuni neraka kelak. Sedangkan Adam dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke dunia. Kenapa hukuman keduanya berbeda? 

Walaupun sama-sama berbuat salah, namun terdapat perbedaan yang fundamental antara dosa Iblis dengan dosa Adam. Mari kita ulas satu per satu. 

Pertama, motif Iblis melakukan dosa adalah kesombongan. Iblis meyakini dirinya lebih baik dari Adam. Dalam QS. Al A'raf: 12, Allah SWT berfirman: (Allah) berfirman, “Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?” (Iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”

Sedangkan motif Adam melakukan dosa adalah kelengahan dan ketergelinciran yang disebabkan oleh gagalnya Adam menolak rayuan Iblis yang juga merayu istrinya Hawa. Adam memakan buah Khuldi bukan sengaja sombong atau menentang Allah SWT, melainkan karena dia tergoda oleh bujuk rayu Iblis. 

Kedua, setelah berbuat kesalahan Iblis tidak bertaubat dan tetap merasa benar dengan perbuatannya. Sebaliknya, setelah berbuat kesalahan Adam segera sadar akan kekhilafannya dan bertaubat kepada Allah SWT. Adam juga memohon ampun. Walaupun Allah SWT tetap memberikan hukuman, namun hukuman yang diterima Adam tidak seberat Iblis. 

Dalam QS. Al Baqarah: 37, Allah SWT berfirman: Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

Berdasarkan dua sebab di atas, kita dapat mengambil beberapa faedah:

Pertama, bahwa kesalahan yang disebabkan oleh kesombongan lebih berbahaya dibanding kesalahan yang disebabkan kelalaian. Seorang yang sombong akan lebih sulit dinasehati ketimbang yang lalai. Sebab orang sombong merasa dirinya sudah benar. Sementara orang lalai merasa dirinya salah, namun tidak mampu melawan hawa nafsu. 

Kedua, kesalahan yang dilakukan Adam adalah manusiawi, namun harus segera diiringi dengan taubat. Sebaliknya alih-alih bertaubat, Iblis malah tetap ngotot mempertahankan kesalahannya dengan berbagai alasan. Karena itu Allah menerima taubat Adam dan menghukum berat Iblis. 

Sebagai anak cucu Adam, tentu kita harus meneladani Nabi Pertama, yakni segera bertaubat saat melakukan salah dan jangan sombong. Kita juga harus menjauhi sifat Iblis yakni sombong dan membantah saat diberi nasehat.