Bohong Itu Dosa, Tapi Diperbolehkan Untuk 3 Hal Ini

MONITORDAY.COM - Berbohong itu dosa. Hal ini berdasarkan keterangan Rasulullah SAW sebagai berikut:
Tegakkanlah kejujuran (dan keadilan), karena kejujuran dan keadilan membawa kebenaran dan kebenaran mengantarkan ke surga. Hindarilah kebohongan (termasuk kecurangan) karena kebohongan dan kecurangan membawa keburukan dan keburukan mengantarkan ke neraka. Riwayat Bukhari dan Muslim.
Dalam hadits lain kedustaan juga termasuk ke dalam ciri-ciri orang munafik. Dimana ada tiga cirinya, jika berbicara berdusta, jika berjanji dia ingkar dan jika diberi amanah dia khianat.
Namun tahukah kalian, ada 3 kebohongan yang diizinkan oleh syariat. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW.
Ibnu Syihab berkata: “Aku tidaklah mendengar sesuatu yang diberi keringanan untuk berdusta di dalamnya kecuali pada tiga perkara, Peperangan, mendamaikan yang berselisih, dan perkataan suami pada istri atau istri pada suami (dengan tujuan untuk membawa kebaikan rumah tangga).” (HR. Bukhari no. 2692 dan Muslim no. 2605, lafazh Muslim).
Pertama, dalam peperangan membela Islam, diperbolehkan untuk berbohong kepada musuh untuk meraih kemenangan. Hal ini bagian dari siasat atau muslihat. Peperangan memang sejatinya dipenuhi oleh tipu daya. Boleh jadi kelompok kita pun yang ditipu oleh musuh.
Kedua, dalam mendamaikan orang yang bertikai, boleh saja berbohong. Jika memang kebohongan itu bisa menghentikan pertikaian. Hal ini diizinkan karena akan menimbulkan perdamaian dan kemaslahatan.
Ketiga, berbohong kepada pasangan agar rumah tangga langgeng. Misalnya pasangan kita mempunyai kekurangan fisik yang tidak kita suka, kita boleh berbohong bahwa hal tersebut bukanlah masalah.
Namun perlu diingat, jangan disalahartikan berbohong kepada pasangan artinya boleh berselingkuh. Lalu kita berbohong tidak berselingkuh. Hal ini hukumnya jelas tidak boleh. Bukan termasuk bohong yang diperbolehkan.