Rizal Ramli: Sikap Partai Politik di Indonesia Membingungkan
Partai politik di Indonesia tidak memiliki garis perjuangan yang jelas.

MONDAYREVIEW.COM – Partai politik di Indonesia tidak memiliki garis perjuangan yang jelas. Mereka hanya memperjuangkan kepentingan sendiri, bukan memperjuangkan kepentingan konstituennya.
Demikian disampaikan Rizal Ramli dalam diskusi publik bertajuk 'RUU PNPB Lolos, Rakyat Tambah Beban' di Kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (1/11).
Ekonom senior ini menegaskan bahwa sikap partai politik di Indonesia sangat membingungkan. Hal ini berbeda dengan sikap partai politik di luar negeri yang sangat jelas dan tegas. Mantan Menko Perekonomian era Presiden RI Abdurahman Wahid ini memberikan contoh, misalnya di Amerika Serikat sikap antara Partai Republik dan Partai Demokrat sangat berbeda.
“Terkait soal pajak atau pungutan ini menjadi pertentangan yang sangat luar biasa. Partai Republik selalu memperjuangkan pajak orang kaya dikurangin, pajak fasilitas golongan menengah ke bawah dikurangi. Demokrat sebaliknya," jelasnya.
Hal ini tidak terjadi di Indonesia. Sikap partai politik dalam menyikapi pajak terlihat diam. Bahkan mereka sekan tidak bergeming saat disodorkan revisi UU tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) oleh pemerintah. “Jadi sebenarnya partai di Indonesia apa sih yang dibicarakan. Kenapa bisa draft UU sembunyi-sembunyi mau digolkan," katanya.
Sudah jelas dalam revisi UU tersebut sudah pasti akan sangat membebani rakyat yang hidupnya memang sudah susah. Pasalnya, di dalam draft UU itu mengatur soal pungutan bukan pajak yang dibebankan ke rakyat kecil.
Harusnya kata dia, revisi UU PNBP hanya untuk sektor sumber daya alam seperti migas. Karenanya, RR mengajak masyarakat, aktivis dan para anggota DPR yang tidak setuju untuk bersatu-padu menolak revisi UU itu. "Mari kita lawan UU yang isinya pungutan yang enggak jelas ini. Sudah waktunya kita berpikir besar, termasuk tadi bagaimana pemanfaatan sumber daya alam bisa betul-betul kita tingkatkan," tegasnya.