Redefinisi Kemandirian Ekonomi

Redefinisi Kemandirian Ekonomi

MONDAYREVIEW.COM - Salah satu isu penting dalam menghadapi globalisasi adalah kedaulatan dan kemandirian ekonomi. Kewaspadaan agar bangsa Indonesia tidak tergantung dari bangsa lain secara ekonomi menjadi perbincangan dalam berbagai diskusi baik di dunia maya maupun dalam tatap muka di ruang publik.

Konteks ekonomi dunia saat ini berubah cepat dan sangat berbeda dibandingkan beberapa dekade sebelumnya. Bahkan dalam sepuluh tahun terakhir perubahan terasa sangat cepat. Saling ketergantungan antar negara semakin terasa.

Tidak tepat menganggap suatu negara kehilangan kedaulatan atau tidak mandiri karena dipengaruhi oleh faktor global, punya utang luar negeri, menggunakan input impor, atau membuka diri pada penanaman modal asing dan tenaga kerja asing.

Deputi III Kepala Staf Kepresidenan yang membidangi kajian dan pengelolaan isu-isu ekonomi strategis Denni Puspa Purbasari menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara dalam Rapat Koordinasi Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) Pusat dengan Komisariat Provinsi seluruh Indonesia yang diselenggarakan di Gedung Lemhannas, Jakarta, Rabu 16 Januari 2019 sebagaimana dilansir situs ksp.go.id.

Kepada Alumni Lemhannas yang hadir pada rapat tersebut, doktor ekonomi dari University of Colorado at Boulder Amerika Serikat ini mengawali paparannya dengan menjelaskan konteks ekonomi global serta bagaimana dampaknya pada ekonomi Indonesia.

“Indonesia adalah small open economy. Artinya, kondisi ekonomi Indonesia banyak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang dimotori oleh beberapa large open economies,” paparnya.

Contohnya, ketika suku bunga Amerika naik, maka suku bunga Indonesia juga naik. Ini sudah rumus atau keniscayaan dalam ekonomi.

Deviasi dari rumus ini, akan membawa akibat pada aliran kapital yang bisa jadi mengganggu. Selain itu, kemajuan teknologi dan logistik membuat produksi mengikuti pola global supply chain, dimana komponen-komponen dari satu produk berasal dari banyak negara; sehingga, produk itu lebih tepat disebut made in the world, meskipun bungkusnya menyebut made in China atau USA.

Dari contoh-contoh ini, staf pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM ini mengajak para peserta untuk mendefinisikan dengan lebih tepat makna kemandirian dalam bidang ekonomi, apalagi di era global ini.

Obligasi pemerintah Amerika Serikat banyak dipegang asing. Separuh penduduk Singapura orang asing. Cina mengundang banyak PMA. Namun tidak ada yang mengatakan negara-negara ini kehilangan kedaulatan.

Kedaulatan ekonomi suatu negara ada ketika kebijakan ekonomi negara itu disusun oleh negara itu sendiri untuk sebesar-besar kemakmuran rakyatnya. 

“Kedaulatan ekonomi Indonesia ada di tangan para penjaga republik, yaitu para birokrat, aparat, eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Perusahaan, asing sekalipun, tidak akan bisa (mendikte), bila para penjaga republik ini mengatakan tidak,” tegasnya