Ragam Jalan Mencari Sumber Daya Olahragawan Indonesia
Dalam pidato upacara pembukaan O2SN, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy menyatakan sumber daya olahraga berasal dari sekolah.

MONDAYREVIEW.COM - Dalam pidato upacara pembukaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy menyatakan sumber daya olahraga berasal dari sekolah.
“Bahwa sumber daya olahraga kita. Atlet-atlet kita, olahragawan-olahragawan kita sebagian besar terdiri dari para siswa. Oleh sebab itu kalau nanti kerja sama antara KONI dan Kemendikbud semakin intensif, saya berharap akan semakin banyak atlet dan olahragawan dari sekolah-sekolah akan memberi sumbangan yang berharga bagi kemajuan olahraga nasional kita,” ungkap Muhadjir Effendy di Gedung Serba Guna Sumatera Utara, Senin (4/9).
Apa yang diungkapkan oleh Mendikbud Muhadjir Effendy benar adanya. Hal tersebut terkonfirmasi di cabang olahraga karate dimana para alumnus juara O2SN menjadi bibit unggul olahragawan Indonesia.
“Setelah juara mereka dibina di dojo masing-masing. Dan ada yang beberapa sampai saat ini masih bertahan. Seperti Aldhien dia juara Luxemburg tahun 2015, sekarang mewakili Indonesia di Kejuaraan Dunia Spanyol ini. David Rahendra dia juara Asia kemarin. Mereka yang masih rajin latihan, prestasinya masih bertahan. Kecuali mereka yang memutuskan untuk fokus ke sekolah,” kata pelatih Tim Indonesia Tingkat SMP di The 31st Coupe Internationale de Kayl 2017, Ade Indra di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Rabu (18/10).
Tim Indonesia Tingkat SMP yang dihuni para juara O2SN SMP tahun 2017 sendiri menuai hasil gemilang di The 31st Coupe Internationale de Kayl 2017 dengan meraih 4 medali emas, 3 medali perak, dan 2 medali perunggu. Secara keseluruhan, tim Merah Putih berada di peringkat empat. Hal tersebut jelas modal berharga bagi Indonesia untuk berbicara di kancah internasional.
“Untuk kejuaraan dunia, Kata masih Jepang. Untuk Kumite kebanyakan dari Eropa karena sistem Kumite sekarang poin tertinggi kaki. Sedang untuk Eropa kaki tinggi-tinggi. Dia bisa untuk orang Indonesia kayak Asia, tangan aja kaki nggak nyampe. Tangan poinnya cuma 1. Kaki poinnya 3. Itu yang membedakan antara orang Asia dan Eropa. Strateginya kita main di poin bawah. Kecepatan dan strategi yang pas poinnya,” urai Ade Indra mengutarakan peta karate tingkat dunia dan strategi tanding tim Indonesia.