Pura-pura Beriman

Pura-pura Beriman
Foto: m.merdeka.com

MONITORDAY.COM - Al-Quran mengklasifikasikan tipe manusia menjadi tiga golongan yaitu orang-orang beriman, orang kafir dan orang munafik. Orang beriman ialah orang yang bertakwa, yakin dan percaya kepada hal ghaib, dia mendirikan salat, menunaikan zakat. Seperti yang diceritakan dalam Surah Al-Baqarah ayat 2-4:

“Kitab (Al-Quran) tidak ada keraguan didalamnya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,

  1. (yaitu) Mereka yang beriman kepada yang ghaib (Allah, Malaikat dan Akhirat),
  2. Mendirikan salat
  3. Menafkahan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
  4. Mereka yang beriman kepada kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu,
  5. Serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.”

Sedangkan ciri-ciri orang kafir dijelaskan di ayat setelahnya, Surah Al-Baqarah ayat 6 dan 7. Orang-orang kafir digambarkan menolak dan tidak akan beriman meski Rasulullah memberi mereka peringatan maupun tidak memberi peringatan.

Dan golongan yang terakhir ini adalah golongan yang paling lemah. Karena posisi orang munafik itu tidak jelas, dibilang beriman, kurang beriman, dibilang kafir, tapi dia seperti beriman.

Ustman Najati bilang bahwa munafik adalah golongan yang berkepribadian sangat lemah dan bimbang. Mereka tidak dapat membuat suatu sikap yang jelas berkenaan dengan keimanan. Al-Quran telah menyebutkan ciri-ciri khas mereka dan mengancam mereka dengan azab yang teramat berat (2005 : 389).

Dalam Surah Al-Baqarah ayat 8-20 ciri-ciri orang munafik dijelaskan secara detail.

  1. Orang munafik adalah orang yang pura-pura beriman (Ayat 8)
  2. Mereka menipu Allah dan menipu orang-orang beriman dengan kepura-puraannya (Ayat 9)
  3. Hati mereka ada penyakit (Contohnya, riya, iri hati, dengki dan dendam) (Ayat 10)
  4. Mereka berkata seolah-olah paling benar dan senang mengadakan perbaikan, padahal mereka yang membuat kerusakan dengan tanpa sadar (Ayat 11 dan 12)
  5. Orang munafik adalah orang yang bersekongkol dengan setan (pemimpin mereka), mereka hanya mengaku-ngaku beriman dan mengolok orang-orang beriman (Ayat 14)
  6. Mereka menukar kesesatan dengan petunjuk (Ayat 16)
  7. Orang munafik itu tuli, bisu dan buta (dari kebenaran) (Ayat 18)
  8. Mereka takut akan kematian (Ayat 19)

Tidak hanya dalam surah Al-Baqarah, sifat pura-pura beriman ini menjadi topik populer dalam Al-Quran. Agust Handini, Dosen IAIN Pontianak menulis sebuah jurnal berjudul “Perilaku Munafik Indikator Gangguan Jiwa”, ia mengelompokkan ayat yang berkaitan dengan munafik ke dalam beberapa tema.

  1. Sifat-sifat orang munafik (Q.S Ali Imran: 165-168, Al-Munafiqun: 1-8)
  2. Cara menghadapi orang munafik (Q.S An-Nisa: 88-91)
  3. Hasutan orang-orang munafik dan ancaman Allah kepada mereka (Q.S At-Taubah: 67-70, Al-Ahzab: 60-62)
  4. Sikap orang munafik dalam menghadapi peperangan (Q.S An-Nisa: 77-83, At-Taubah: 42-45, 81-83, 86-90)
  5. Orang-orang munafik tidak menepati janji kepada orang-orang yahudi (Q.S Al-Hasyr: 11-17)
  6. Keharusan bersikap tegas kepada orang-orang kafir dan munafik (Q.S At-Taubah: 73-74)
  7. Ikrar orang-orang munafik tidak dapat dipercaya (Q.S At-Taubah: 75-78)
  8. Kemunafikkan adalah dosa yang tidak diampuni Allah (Q.S At-Taubah: 79-20)
  9. Larangan menyembahyangi jenazah orang munafik (Q.S At-Taubah: 84-85)
  10. Perbedaan sikap orang-orang munafik dan orang-orang mukmin dalam bertahkim pada Rasul (Q.S An-Nur: 47-50, Hud: 5)
  11. Perbuatan orang-orang munafik (Q.S Al-Baqarah: 204-206)
  12. Golongan munafik (Q.S Al-Baqarah: 8-20)
  13. Sikap orang munafik dalam pembagian sedekah (Q.S At-Taubah: 58-59)

Berpura-pura adalah wujud dari ketidakjujuran, bermuka dua, dan tidak punya pendirian. Jika boleh menjustifikasi, orang yang tergolong munafik adalah selemah-lemahnya orang. Dia lemah mengenali diri dan tidak punya keputusan terhadap dirinya, apakah dia beriman atau kafir. Bahkan Al-Quran mempopulerkan munafik secara negatif dan membayangi golongan orang munafik dengan adzab Allah.

Pelajaran penting agar kita terhindar dari sifat munafik adalah menyadari secara utuh keimanan kita dan berusaha semaksimal mungkin menjalani keimanan secara kaffah, tidak setengah-setengah, tapi memantapkan hati untuk selalu bertakwa serta menyeragamkan hati dan sikap sebagai orang beriman.