Banyak Remaja Yang Bucin, Ingat Pesan Nabi!

MONITORDAY.COM - Istilah budak cinta (bucin) baru muncul di kalangan generasi Z. Istilah ini menggambarkan kondisi dimana seseorang terlalu berlebihan dalam mencintai seseorang. Sikap bucin terkadang membuat seseorang kehilangan rasionalitasnya.
Fenomena bucin tidak hanya terjadi sekarang, namun sudah berlangsung dari masa ke masa. Nizami Ganjavi mengarang sebuah novel yang berjudul Layla Majnun. Isinya mengenai percintaan Qais dan Layla yang tidak direstui. Dalam novel itu digambarkan bagaimana Qais sangat tergila-gila dengan Layla.
Tidak ada yang salah dengan rasa cinta yang merupakan fitrah manusia. Yang salah adalah jika rasa cinta tersebut dalam kadar yang berlebihan. Dalam ajaran Islam, semua yang berlebihan itu tidak baik. Misalnya makan dan minum berlebihan, itu buruk. Bahkan berlebihan dalam beragama pun disebut ghuluw, dan dilarang dalam Islam.
Sebaliknya, jika cinta berlebihan tidak baik, begitu juga dengan rasa benci berlebihan. Cinta dan benci sekadarnya saja. Hal ini sesuai dengan pesan Nabi Muhammad SAW dalam Hadits Riwayat Imam Tirmidziy.
"Cintailah kekasihmu dengan kecintaan yang sewajarnya, boleh jadi suatu saat dia akan menjadi orang yang engkau benci." "Dan, bencilah orang yang engkau benci sewajarnya, boleh jadi suatu saat dia akan menjadi seorang yang engkau cintai.”
Hadits di atas mengingatkan agar jangan sampai cinta dan benci yang kita rasakan membutakan hati kita. Boleh jadi yang kita cintai suatu saat menjadi yang kita benci. Boleh jadi yang sekarang kita benci boleh jadi suatu saat akan kita cintai.
Sebaik-baik perkara adalah yang pertengahan. Dalam artian proporsional. Cinta dan bencilah secara proporsional, tidak berlebihan. Maka kita akan meraih kebahagiaan. Cinta sejati hanya untuk Allah, Rasulullah dan kedua orang tua kita.