Kunci Ketenangan Hidup: Ibrah Dari Surat Al-Ma’arij

Kunci Ketenangan Hidup: Ibrah Dari Surat Al-Ma’arij
Ilustrasi ketenangan hidup (jurnaba.co)

MONITORDAY.COM - Surat Al- Ma’arij merupakan surat yang ke 70 dalam mushaf al-Qur’an. Secara kronologis diturunkan dengan urutan ke 78 setelah surat Al-Haqqah dan sebelum surat an-Naba.

Surat Al Ma’arij merupakan surat Makiyah karena diturunkan sebelum Nabi Saw berhijrah ke Madinah.  Oleh karena itu, kandungan surat ini lebih tertuju pada masalah aqidah yaitu menjelaskan tentang Allah Swt sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta. Disamping itu, dijelaskan pula tentang adanya hari kiamat, hari pembelasan, tugas pokok dan fungsi diutusnya para rosul, serta dirturunkannya wahyu Allah.

Pada awal surat ini ayat 1 sampai dengan 18, Alloh Swt menginformasikan tentang keraguan orang kafir (menutup diri dari kebenaran) terkait azab Alloh bagi mereka sebagai balasan atas kekafirannya. Pada uraian berikutnya, selain memberi nasihat kepada Rasululloh Saw untuk selalu bersabar mengahadapi kekafiran (penolakan) terhadap tugas kerosulannya, dijelaskan pula kengerian yang terjadi pada saat adzab Alloh menimpa mereka.

Dalam kondisi seperti itu, demi terbebas dari adzab Alloh mereka rela  menjadikan anak-anaknya, istrinya,saudara-saudaranya,keluarganya, bahkan seluruh umat manusia jika mungkin untuk dijadikan tebusan agar dia terbebas dari adzab Alloh. Tetapi hal ini tidak mungkin terwujud, karena adzab Allah pasti ditimpakan bagi mereka yang membelakangi da berpaling dari kebenaran.

Pada pertengahan surat Al-Ma’arij ayat 19 sampai dengan ayat 21 Alloh Swt menjelaskan tentang salah satu krakteristik yang potensial pada diri manusia. Diantara potesi manusia itu, adalah cenderung untuk selalu gelisah.

Akibat potensi tersebut, ada dua kecenderungan yang muncul pada diri manusia. Pertama, jika mendapatkan kesusahan dalam hidupnya maka ia akan berkeluh kesah (ingin segera melepaskan diri dari kesusahan itu). Kedua, jika mendapatkan kebahagiaan dia cenderung kikir (enggan memberikan kebaikan itu ketika memperolehnya serta mengutamakan diri sendiri atas orang lain).

Bagaimana supaya potensi dan kecenderungan itu dapat di eleminasi bahkan dihilangkan sehingga dapat mengarungi kehidupan ini dengan penuh ketenangan dan melahirkan kebahagiaan?.

Karakteristik yang potensial pada diri manusia yang digambarkan dalam surat al-ma’arij tersebut pada hakekatnya berkaitan dengan penyakit yang ada dalam hati. Penyakit itu, bukan bersifat fisik tetapi non fisik. Ada perbedaan yang unik pada diri manusia dalam menyikapi penyakit non fisik ini, dimana secara umum manusia cenderung tidak menyadarinya bahwa ia sedang sakit. Kecuali, bila di timpa penyakit hati yang bersifat fisik.

Ia akan berusaha untuk mengobatinya agar segera sembuh dari penyakitnya. Untuk meningkatkan kesadaran ini, bagi seorang mukmin dan sekaligus muslim, Allah sudah menyediakan al-qur’an sebagai penyembuh (syifa).“Dan kami turunkan Alquran sebagai penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS al-Isra [17]: 82). (bersambung)