Percepatan Pemindahan Kedubes AS ke Yerussalem

Majunya rencana pemindahan Kantor Kedubes AS dari rencana semula di akhir 2019 menjadi Mei 2018 ini memicu berbagai reaksi.

Percepatan Pemindahan Kedubes AS ke Yerussalem
breittbart,com

MONDAYREVIEW.COM- Situasi yang memicu ketegangan antara Israel dan Palestina akan kembali memanas. Hal tersebut terkait kebijakan percepatan pemindahan kantor Kedutaan Besar AS. Presiden AS Donald Trump  rupanya tidak peduli dengan suara dan tekanan dari komunitas internasional terkait rencana pembukaan kedutaan besar AS di Yerussalem.

 Dari rencana semula sebagaimana yang diungkapkan sebelumnya oleh Wapres Mike Pence yaitu akhir 2019, ternyata Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan kedutaan besarnya yang baru di Yerusalem akan diresmikan pada Mei 2018.

KEbijakan AS selama ini lebih bersifat netral terkait berbagai isu yang melibatkan Israel dan Palestina. Terutama tentang ibukota Israel. Kebijakan Presiden Trump yang bertolak belakang dengan netralitas terkait isu ibukota Israel itulah yang memicu reaksi internasional.

Bagi Trump, inilah saat yang tepat untuk memenuhi janji kampanyenya. Dalam meraih suara komunitas Yahudi di AS, ia menjanjikan dukungan penuh pada Israel. Dukungan itu termasuk dengan mewujudkan kebijakan pengakuan atas Yerussalem sebagai ibukota Israel. Pengakuan itu diikuti dengan rencana pemindahan Kantor Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerussalem.

Trump selama ini menegaskan bahwa para Presiden AS sebelumnya hanya menjadikan isu pengakuan Yerussalem sebagai ibukota sebagai komoditas politik, saat mereka masih menjalani masa kampanye. Namun hal itu tidak diwujudkan dengan tegas dan nyata. Maka, walaupun banyak fihak yang mencegahnya, Trump ingin bersikap jelas dan nyata, dengan pemindahan Kantor Kedutaan Besar AS.

Terkait dengan hal tersebut, sebagian dari komunitas Yahudi di AS akan menggalang donasi untuk membantu pembangunan Kantor tersebut. Sheldon G. Adelson, salah satu pendukung Israel paling gigih di kalangan Yahudi Amerika, telah menawarkan untuk membantu mendanai pembangunan Kedutaan Besar Amerika yang baru di Yerusalem. Demikian dikutip dari New York Times (24/2/2018)

Departemen Luar Negeri AS, pada hari Jumat mengatakan sedang meninjau apakah bisa secara hukum menerima donasi tersebut. Donasi pernah diterima dan digunakan oleh pemerintah AS untuk keperluan sejenis di Tokyo, Roma, dan beberapa negara. Namunm sejauhmana dan sebatas apa donasi itu masih menunggu otoritas terkait yang akan memutuskan.

Awalnya, rencana pemindahan Kantor Kedutaan Besar AS ini akan dilakukan bertahap. Membangun Kantor di Yerussalem dilakukan, sementara sebagian layanan masih akan dilakukan di Kantor Kedubes AS di Tel Aviv.

Total biaya yang dibutuhkan untuk membangun Kantor  Kedutaan yang baru untuk menggantikan yang sekarang di Tel Aviv diperkirakan mencapai $ 500 juta, menurut seorang mantan pejabat Departemen Luar Negeri. Jika ada donasi yang besar dari komunitas Yahudi dalam pembangunan Kantor tersebut, dikhawatirkan mereka akan semakin kuat dalam mempengaruhi kebijakan Pemerintah AS di Timur-Tengah.

Konflik terkait Kota Suci Tiga Agama ini tak pernah terselesaikan sampai kini sejak dideklarasikannya Negara Israel dan memicu ketegangan dan pertumpahan darah antara Israel dan Palestina. Israel menganggap Yerusalem sebagai ibukota mereka yang "abadi dan tak terbagi", sementara Palestina mengklaim Yerusalem Timur - yang diduduki Israel dalam perang Timur Tengah 1967 - sebagai ibu kota negara mereka di masa depan.