Berbagai Temuan Dan Upaya Hadang Wabah Covid-19  (Bagian 3)

Setelah bahasan kita pada artikel sebelumnya tentang herbal, probiotik siklus, senyawa sintetis,  sinar UV, vitamin C dosis tinggi, hingga desinfektan maka pada bagian tiga ini kita akan bahas tentang ventilator, calon vaksin, terapi plasma darah, dan reposisi calon obat sebagai bagian dari upaya mencegah dan menangani Covid-19

Berbagai Temuan Dan Upaya Hadang Wabah Covid-19  (Bagian 3)
ven-I/ net

MONITORDAY.COM -  Setelah bahasan kita pada artikel sebelumnya tentang herbal, probiotik siklus, senyawa sintetis,  sinar UV, vitamin C dosis tinggi, hingga desinfektan maka pada bagian tiga ini kita akan bahas tentang ventilator, calon vaksin, terapi plasma darah, dan reposisi calon obat sebagai bagian dari upaya mencegah dan menangani Covid-19.

Kita mulai dari nomor 7 hingga nomor 10 sebagai kelanjutan dari bahasan dalam artikel sebelumnya.

#7. Ventilator

Covid-19  menyerang paru-paru atau sistem pernafasan. Salah satu alat kesehatan yang diperlukan adalah ventilator. Alat bantu pernafasan ini relatif mahal harganya. Ada yang invasive dan non-invassive. Setidaknya ventilator yang bukan untuk ICU telah direkayasa oleh tim dari ITB-Unpad dan Tim dari Teknik Fisika ITS.   

Pertama, Ventilator portabel Vent-I karya Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) dan YPM Salman dinyatakan lolos uji pada 21 April 2020. Semua kriteria uji sesuai dengan standard SNI IEC 60601-1:204: Persyaratan Umum Keselamatan Dasar dan Kinerja Esensial dan Rapidly Manufactured CPAP Systems, Document CPAP 001, Specification, MHRA, 2020 telah dilampaui oleh Vent-I.

Kedua, Tim dari Teknik Fisika ITS yang diketuai DR Aulia Nasution juga mengembangkan robot ventilator berdasarkan panduan open source dari Massachusets Institute of Technology (MIT). Pengembangan dari alat ini melibatkan RS Unair Surabaya dan RS Dr Soetomo Surabaya.

#8. Calon Vaksin

Lembaga Eijkman menjadi salah satu lembaga yang berada di garis depan dalam pencarian vaksin. Virus berkembang dalam banyak strain. Maka kebutuhan vaksin dan obat yang cocok untuk Covid-19 di setiap negara bisa saja berbeda. Disamping itu vaksin untuk jutaan orang akan memerlukan biaya yang tak sedikit manakala kita harus mengipornya dari negara lain.

Lebih dari 70 calon vaksin telah dipublikasikan. Ada 3 calon vaksin yang telah memasuki masa uji coba. Pengujian vaksin paling terdepan dalam proses klinis adalah vaksin yang dikembangkan oleh oleh CanSino Biologics Inc. Perusahaan asal Hong Kong itu telah bekerja sama dengan Institut Bioteknologi Beijing dalam proses vaksin eksperimental.

Dua kandidat vaksin lainnya yang tengah diuji pada manusia adalah perawatan yang dikembangkan secara terpisah oleh produsen obat Amerika Serikat Moderna Inc dan Inovio Pharmaceuticals Inc.

#9. Terapi Plasma Darah

Pasien yang telah sembuh dari suatu penyakit telah terbangun antibodinya. Plasma darah yang telah mengandung antibodi dimana sel-sel darah telah mengenali ‘musuh’ dan mempunyai semacam program untuk melumpuhkan virus yang menyerang menjadi dasar terapi ini.

Beberapa hari setelah infeksi tubuh mulai mengenali virus dan membangun antibodi. Pasien akan sembuh manakala pertumbuhan antibodinya tidak kalah cepat dibanding serangan virus yang masuk dan mematikan sel-sel dalam organi tubuh pasien.

Plasma darah dari pasien COVID-19 yang pulih ditransfusikan ke pasien yang saat ini sakit, dengan harapan antibodi yang baru dibuat yang dikandungnya akan membantu melawan virus.

Metode ini telah digunakan selama lebih dari 100 tahun dan memiliki sedikit risiko bahaya atau efek samping. Studi kasus kecil menunjukkan itu dapat membantu mengurangi tingkat virus, dan uji coba terkontrol sedang berlangsung di Cina, Eropa dan Amerika Serikat untuk mengumpulkan bukti kuat untuk manfaat. Hasil yang diterbitkan pada bulan April dari sebuah penelitian pada 10 pasien dengan penyakit parah di Tiongkok mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan pasien serupa yang tidak menerima pengobatan.

Terapi ini segera tersedia dan sudah digunakan terbatas, tetapi pasokan plasma dari pasien yang telah sembuh mungkin tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan. Studi lebih lanjut dari pasien yang pulih juga harus menentukan apakah setiap orang menghasilkan respon imun penuh terhadap infeksi, termasuk "antibodi penawar," pada tingkat yang cukup tinggi untuk menjadi donor.

#10. Reposisi Obat dan Uji Klinis Calon Obat

Tidak kurang dari 60 calon obat diuji untuk menghadang Covid-19. Tiongkok sempat merilis hasil penelitian yang mengatakan obat malaria kloroquin dan obat flu Avigan dengan nama generik Pavirafir efektif dalam menekan gejala yang diakibatkan penyakit baru ini.

Belakangan Remdesivir yang semula ditujukan untuk pengobatan HIV dipublikasikan sebagai calon obat yang paling manjur setidaknya untuk sementara waktu sebelum obat baru ditemukan. Penelitian reposisi obat yang selama ini telah digunakan untuk suatu penyakit dan diuji coba untuk menghadang wabah ini dimaksudkan untuk memangkas waktu dibanding menyiapkan obat yang benar-benar baru. Ada beberapa catatan penting tentang calon obat Covid-19 berikut ini :  

Sebagian besar obat antivirus ditujukan untuk mengobati HIV, virus herpes, virus hepatitis B dan C, dan virus influenza A dan B. Peneliti tengah mengembangkan antivirus untuk patogen lainnya.

Membuat formula obat antivirus yang aman dan efektif sangatlah sulit, karena virus menggunakan sel inang untuk bereplikasi. Hal ini yang membuat sulit untuk obat dapat menghambat virus tanpa perlu membahayakan pasien.

Kendala utama dalam mengembangkan vaksin dan obat antivirus adalah materi genetik virus yang mudah bermutasi sehingga tercipta banyak variasi dari materi genetik virus. Pada tahun 1980-an, ketika sekuensing genetik dari virus telah berhasil dilakukan, peneliti dapat mempelajari virus bekerja secara menyeluruh, dan senyawa kimia yang diperlukan untuk menghambat virus bereplikasi.